Target Balai Benih Ikan Gunung Manau Diturunkan
Jumat, 4 Mei 2018 5:28 WIB
"Jika kami dapat mempertahankan angka catur wulan pertama hingga akhir tahun nanti, artinya kami bisa
menghasilkan PAD Rp82.620.000, dan artinya kita dapat mencapai target yang ditetapkan, sehingga pada
tahun selanjutnya besar kemungkinan kita bisa
Paringin, (Antaranews Kalsel) - Target pencapaian benih ikan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
bersumber dari Balai Benih Ikan (BBI) Lokal, Gunung Manau, Kecamatan Batumandi, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan
Selatan, diturunkan.
Disampaikan Kepala BBI Lokal Gunung Manau, Sandiko, Kamis (3/5) di Paringin, ibukota Kabupaten
Balangan, hal tersebut disebabkan menurunnya benih ikan serta capaian PAD pada tahun 2017 di banding
tahun 2016 lalu.
Hal ini jelasnya, tak lepas dari pengaruh alam, yaitu pengurangan debit air ketika musim kemarau, serta
kebanyakan indukan yang mati, sehingga tidak tercapainya target 1.000.000 benih ikan, dan hanya
terealisasi 323.350 ekor saja pada tahun 2017 lalu.
Dengan target PAD Rp100 juta, dan hanya tercapai Rp50.463.700. "Untuk itu pada tahun 2018 ini, BBI
Lokal Gunung Manau, ditargetkan mampu menghasilkan 1.050.000 ekor benih ikan, dengan target PAD
Rp80 juta," sampainya.
Dikatakan Sandiko, pihaknya cukup yakin dapat mencapai target PAD Rp80 juta, karena di catur wulan
pertama, pada 25 April 2018, pihaknya sudah menghasilkan dan menyetorkan laporan PAD dari BBI Lokal
Gunung Manau Rp27.540.000.
"Jika kami dapat mempertahankan angka catur wulan pertama hingga akhir tahun nanti, artinya kami bisa
menghasilkan PAD Rp82.620.000, dan artinya kita dapat mencapai target yang ditetapkan, sehingga pada
tahun selanjutnya besar kemungkinan kita bisa melampauinya," pungkasnya.
Baca juga: BBI Gunung Manau Butuh Perluasan Lahan
Untuk diketahui sebelumnya, bahwa BBI Lokal Gunung Manau, sejak tahun 2015 telah menyumbangkan
PAD Rp44.350.550, dengan jumlah benih ikan sebanyak 486.200 ekor.
Puncak peningkatan hasil BBI Gunung Manau terjadi pada tahun 2016, dimana sistem Bioflok sudah
diterapkan, dengan target 1.000.000 ekor benih ikan, terealisasi sebanyak 1.017.520 ekor benih ikan.
Dari lima komoditas ikan lokal pada saat itu, ikan patin penyumbang produksi paling besar yakni 747.590
benih ikan, sementara nila 86.600 ekor, lele 81.430 ekor, papuyu (betok) 80.650 ekor dan baung 21.250
ekor. Sehingga dari target PAD Rp100 juta, terealisasi Rp101.084.750.
Pada tahun 2017, dengan target PAD 100 juta dan satu juta benih ikan, hanya terealisasi Rp50.463.700,
dengan benih ikan 323.350 ekor, yakni terdiri dari benih ikan lele 106.925 ekor, nila 91.000 ekor, patin
82.225 ekor dan papuyu (betok) 43.200 ekor benih ikan.
Jika dibandingkan dengan data pada tahun 2016 dengan tahun 2017, dari lima komoditas ikan lokal tersebut
ada kenaikan pada jenis benih ikan lele 25.495 ekor dan nila 4.400 ekor benih ikan.
Namun terjadi penurunan drastis pada jenis benih ikan patin sebanyak 665.365 ekor, papuyu (betok) 37.450
ekor, dan jenis ikan baung 21.250 ekor, yang mana untuk jenis ikan tersebut, harga jual dipasaran cukup
bernilai ekonomis dan paling banyak diminati.