Paringin, (Antaranews Kalsel) - Murid dan Guru Sekolah Dasar (SDN) Negeri Ajung, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan ini rupanya sangat memahami dan menerapkan pepatah "Semua orang adalah guru, semua tempat adalah sekolah, dan semua buku adalah ilmu".
Seperti kata Ki Hajar Dewantoro "Jadikan setiap orang sebagai guru dan jadikan rumah sebagai sekolah" hal ini menekankan pada aspek memperkaya wawasan. Mengasah kepekaan akal dan hati itu bisa dilakukan dimana saja dan bisa didapatkan dari siapapun serta apapun.
Riduan, salah seorang Guru di SD terpencil di Kabupaten Balangan, sebuah Sekolah Dasar Negeri di Desa Ajung, Kecamatan Tebing Tinggi, menganggap bahwa setiap orang dan setiap tempat sejatinya memiliki "sesuatu" yang dapat diambil sisi baiknya untuk menambah wawasan. Tidak terpaku pada definisi skill keahlian profesi sebagai pengajar, lembaga pendidikan.
"Sekolah dalam makna lebih kaya, bukan hanya berupa bangunan gedung dengan piranti atau alat kegiatan belajar mengajar yang serba lengkap dan mewah," ungkapnya.
Dikatakan, kekayaan itu tidak tergantung seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa kita mampu untuk menyerapnya dan berbagi dengan yang lainnya.
"Hal ini ini dimaksudkan, seberapapun harta baik berupa materi maupun ilmu pengetahuan, tidak akan bermakna apa-apa jika tidak mampu untuk berbagi dengan yang lainnya," sebutnya.
Semua hal itu ia aplikasikan dalam semua keterbatasan untuk memberikan ilmu pendidikan dan wawasan kepada anak didiknya. Meskipun tanpa peralatan yang canggih dan bangunan serba mewah, namun Riduan tidak habis cara, ia memanfaatkan alam sebagai wahana pendidikan bagi anak bangsa.
Di sisian sungai Desa Ajung yang berdekatan dengan SD tersebut, ia mengajak anak didiknya untuk lebih terbiasa menambah ilmu wawasan dimanapun berada.
"Semangat anak-anak dalam belajar dengan segala keterbatasan itu yang membuat saya semangat dan bahagia. Jika murid dan Guru itu bisa semangat dan bahagia dalam kegiatan belajar mengajar, tentu saja tidak ada alasan apapun yang jadi penghalangnya," ungkapnya.
Meskipun ia sejatinya bermukim di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dengan menempuh perjalanan 70 - 80 kilometer setiap hari untuk menuju SDN Ajung, di Kabupaten Balangan, ia tak pernah putus asa.
Menginap di sekolah pun ia rela demi berbagi ilmu dan wawasan kepada anak didiknya. Bukan hanya siang hari, pelajaran tambahan pun ia berikan pada malam hari dibantu penerangan lampu yang bersumber dari genset.
Ia mengungkapkan pihak dari Pengawas Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan pun pernah monitoring kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di luar ruangan, pelajaran IPA dgn model pmbelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
"Ini adalah sistem pembelajaran yang cocok dengan kinerja otak, untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna, dengan cara menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari, sekaligus kami menggunakan media alam terbuka karena keterbatasan sarana dan prasarana," jelasnya.
CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
"Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu dengan adanya pemahaman," paparnya
Selain itu, model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain
Ia hanya berharap suatu hari nanti, ia dan anak didiknya bisa berlibur melihat gemerlap kota. "Saya ingin ajak anak-anak ke Mall, biar mereka bisa jalan-jalan bersama dan tentu akan ada hal positif yang akan kami bawa dari sana, ada wawasan yang akan kami jadikan pelajaran, sehingga ketika kita berbicara tentang metropolitan, mereka tidak sekedar menghayal atau bermimpi, namun sudah bisa membayangkan dan merasakan sendiri," tuturnya.
Jadikan Semua Tempat Sebagai Sekolah
Kamis, 3 Mei 2018 7:59 WIB
"Semangat anak-anak dalam belajar dengan segala keterbatasan itu yang membuat saya semangat dan bahagia. Jika murid dan Guru itu bisa semangat dan bahagia dalam kegiatan belajar mengajar, tentu saja tidak ada alasan apapun yang jadi penghalangnya,"