Plt Kepala Dinas Kependudukan dan Keluarga Berencana Hj Anisah Rasyidah Wahid di Amuntai, Rabu mengatakan, kasus kekerdilan tubuh akibat asupan gizi pernah tinggi di enam desa di Kabupaten HSU pada survei lembaga pemerintah pada 2013.
"Sekarang Alhamdulillah berkat upaya pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kesehatan dan sosialisasi program keluarga berencana serta partisipasi masyarakat khususnya kaum wanita, angka Stunting sudah berhasil diturunkan," ujar Anisah.
Anisah mengatakan, Stunting atau kekerdilan terjadi akibat ibu hamil kurang asupan gizi yang mengakibatkan pertumbuhan fisik anak terhambat. Namun pertumbuhan generasi berikutnya angka Stunting sudah berhasil diturunkan.
Keberhasilan menurunkan angka Stunting ini beriringan dengan keberhasilan Pemda HSU dalam menurunkan angka kematian ibu melahirkan.
Hadir pada Sosialisasi kesehatan reproduksi oleh pihak BKKBN Pusat dalam rangkaian Peringatan TMKK KB Kesehatan tingkat Nasional di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) di Desa Simpang Empat, Anisah berharap mitra kerja dan penyuluh didesa semakin meningkat pengetahuannya terhadap masalah kesehatan reproduksi kaitannya dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Narasumber dari BKKBN Pusat dr.Poppy Irawati mengatakan permasalahan kesehatan reproduksi banyak dialami kaum perempuan di desa akibat minimnya informasi yang diterima, meski tidak semua desa mengalami permasalahan ini.
Poppy yang menjabat Kasubdit Pencegahan kanker, alat reproduksi dan penanggulangan Infersilitas menerangkan salah satu upaya menjaga kesehatan reproduksi kaum perempuan dengan melibatkan peran serta para suami mereka.
"Para suami diharapkan menjadi peserta KB Pria sebagai bentuk peran serta suami membantu menjaga kesehatan para isteri," katanya.