Amuntai, (Antaranews Kalsel) -Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan Muhammad Suriani mengaku Budidaya Perikanan Sistem Pagar atau 'Fishpen' kurang sosialisasi melalui media.
"Semestinya bagian yang menangani masalah budi daya ini cepat tanggap melihat peluang budi daya Fishpen yang sangat menguntungkan bagi petani dengan melakukan sosialisasi melalui media lokal yang ada," ujar Suriani.
Suriani mengatakan telah memberikan instruksi kepada stafnya untuk memanfaatkan media televisi lokal untuk memperkenalkan budidaya perikanan Fishpen dan membuat profil kelompok perikanan yang sudah berhasil membudidayakan ikan lokal melalui Sistem Fishpen.
Ia mengatakan, kelompok pembudidaya perikanan di Kecamatan Haur Gading sukses meraup keuntungan dengan penerapan Sistem Fishpen namun belum terekspose melalui media lokal seperti radio dan televisi.
Bagian Budidaya Perikanan masih mengandalkan sosialisasi melalui tenaga penyuluh namun kurang ditunjang publikasi melalui media lokal.
"Dengan modal Rp11 juta kelompok petani pembudidaya di Kecamatan Haur Gading bisa meraup keuntungan mencapai Rp18 juta sekali panen, bandingkan dengan keuntungan melalui budidaya keramba jauh bedanya mencapai 100 persen keuntungan," terangnya.
Suriani mengatakan, Setelah di Kecamatan Haur Gading, percontohan Budidaya Perikanan Fishpen ini juga akan dibuka di Desa Banyu Hirang Kecamatan Amuntai Selatan sehingga mempermudah tenaga penyuluh setempat mensosialisasikan Sistem Budidaya Fishpen kepada petani di wilayah kecamatan tersebut.
Dinas Perikanan menargetkan kawasan percontohan Budidaya bisa dibuka disetiap kecamatan secara bertahap. Sistem Budidaya Fishpen ini diyakini akan memdapat sambutan dari para petani.pembudidaya kolam dan keramba.
Dinas Perikanan tidak akan mempersoalkan apabila nanti petani pembudidaya kolam rawa dan keramba beralih menggeluti Budidaya sistem Fishpen selama memberi keuntungan bagi petani.
"Dengan semakin banyaknya budidaya Fishpen maka pengangguran didesa-desa bisa dikurangi karena banyak lahan rawa yang belum termanfaatkan bisa digarap," katanya.
Suriani menjelaskan budidaya Fishpan sangat menguntungkan karena sarana dan prasarana yang disediakan lebih mudah dan lebih murah dibanding keramba dan kolam.
Petani cukup memagari perairan rawa dengan bambu ditambah net, tanpa perlu banyak menyediakan pakan ikan yang banyak karena tersedia pakan alami diperairan rawa. Pembibitan ikan juga berlangsung secara alami sehingga petani tidak perlu membeli bibit ikan.
Jumlah ikan yang dipelihara juga lebih banyak dibanding Sistem Budidaya Keramba dan bisa terus dibudidayakan saat harga ikan sedang murah dipasaran sehingga petani mendapat keuntungan setiap kali panen.
Suriani mengakui penerapan Budidaya Perikanan menggunakan Sistem Fishpen ini baru diperkenalkan kepada petani di HSU padahal sistem budidaya ini sudah lama dikenal di dunia pertanian.
"Bukan hanya di Kabupaten HSU tapi diseluruh Kalsel ini terbilang cukup baru diterapkan, disebabkan petani di HSU khususnya tidak berani memcoba," katanya.
"Semestinya bagian yang menangani masalah budi daya ini cepat tanggap melihat peluang budi daya Fishpen yang sangat menguntungkan bagi petani dengan melakukan sosialisasi melalui media lokal yang ada," ujar Suriani.
Suriani mengatakan telah memberikan instruksi kepada stafnya untuk memanfaatkan media televisi lokal untuk memperkenalkan budidaya perikanan Fishpen dan membuat profil kelompok perikanan yang sudah berhasil membudidayakan ikan lokal melalui Sistem Fishpen.
Ia mengatakan, kelompok pembudidaya perikanan di Kecamatan Haur Gading sukses meraup keuntungan dengan penerapan Sistem Fishpen namun belum terekspose melalui media lokal seperti radio dan televisi.
Bagian Budidaya Perikanan masih mengandalkan sosialisasi melalui tenaga penyuluh namun kurang ditunjang publikasi melalui media lokal.
"Dengan modal Rp11 juta kelompok petani pembudidaya di Kecamatan Haur Gading bisa meraup keuntungan mencapai Rp18 juta sekali panen, bandingkan dengan keuntungan melalui budidaya keramba jauh bedanya mencapai 100 persen keuntungan," terangnya.
Suriani mengatakan, Setelah di Kecamatan Haur Gading, percontohan Budidaya Perikanan Fishpen ini juga akan dibuka di Desa Banyu Hirang Kecamatan Amuntai Selatan sehingga mempermudah tenaga penyuluh setempat mensosialisasikan Sistem Budidaya Fishpen kepada petani di wilayah kecamatan tersebut.
Dinas Perikanan menargetkan kawasan percontohan Budidaya bisa dibuka disetiap kecamatan secara bertahap. Sistem Budidaya Fishpen ini diyakini akan memdapat sambutan dari para petani.pembudidaya kolam dan keramba.
Dinas Perikanan tidak akan mempersoalkan apabila nanti petani pembudidaya kolam rawa dan keramba beralih menggeluti Budidaya sistem Fishpen selama memberi keuntungan bagi petani.
"Dengan semakin banyaknya budidaya Fishpen maka pengangguran didesa-desa bisa dikurangi karena banyak lahan rawa yang belum termanfaatkan bisa digarap," katanya.
Suriani menjelaskan budidaya Fishpan sangat menguntungkan karena sarana dan prasarana yang disediakan lebih mudah dan lebih murah dibanding keramba dan kolam.
Petani cukup memagari perairan rawa dengan bambu ditambah net, tanpa perlu banyak menyediakan pakan ikan yang banyak karena tersedia pakan alami diperairan rawa. Pembibitan ikan juga berlangsung secara alami sehingga petani tidak perlu membeli bibit ikan.
Jumlah ikan yang dipelihara juga lebih banyak dibanding Sistem Budidaya Keramba dan bisa terus dibudidayakan saat harga ikan sedang murah dipasaran sehingga petani mendapat keuntungan setiap kali panen.
Suriani mengakui penerapan Budidaya Perikanan menggunakan Sistem Fishpen ini baru diperkenalkan kepada petani di HSU padahal sistem budidaya ini sudah lama dikenal di dunia pertanian.
"Bukan hanya di Kabupaten HSU tapi diseluruh Kalsel ini terbilang cukup baru diterapkan, disebabkan petani di HSU khususnya tidak berani memcoba," katanya.