Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Amuntai siap mendukung dan membantu rencana Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan; melalui Dinas Perikanan mengembangkan Budidaya Perikanan lebih luas lagi.
Relationship Manager Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI Cabang Amuntai Sahila Rifia di Amuntai, Kamis, mengatakan tersedia KUR bagi pelaku usaha kecil dan menengah disektor perikanan.
Relationship Manager Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI Cabang Amuntai Sahila Rifia di Amuntai, Kamis, mengatakan tersedia KUR bagi pelaku usaha kecil dan menengah disektor perikanan.
"BRI Amuntai sudah menyalurkan Rp5,2 Miliar kepada 54 petani pembudidaya di Kabupaten Hulu Sungai Utara dan siap melayani kredit pinjaman bagi petani pembudidaya lainnya yang berminat mengembangkan usaha budidaya dan tangkap," ujar Sahila.
Sahila juga mengatakan, KUR diberikan bagi usaha produktif yang layak dibiayai, untuk modal usaha dan investasi penunjang usaha dengan bunga rendah karena disubsidi pemerintah.
Setiap tahun, kata Sahila, besaran suku bunga mengalami penurunan karena disubsidi. BRI tentu berharap modal dari Program KUR benar-benar dipergunakan petani untuk usaha budidaya perikanan dan tidak diperuntukan bagi kebutuhan konsumtif.
Plafon pinjaman KUR bervariasi antara Rp25 juta - Rp500 juta bagi usaha kecil.
Sahila juga mengatakan, KUR diberikan bagi usaha produktif yang layak dibiayai, untuk modal usaha dan investasi penunjang usaha dengan bunga rendah karena disubsidi pemerintah.
Setiap tahun, kata Sahila, besaran suku bunga mengalami penurunan karena disubsidi. BRI tentu berharap modal dari Program KUR benar-benar dipergunakan petani untuk usaha budidaya perikanan dan tidak diperuntukan bagi kebutuhan konsumtif.
Plafon pinjaman KUR bervariasi antara Rp25 juta - Rp500 juta bagi usaha kecil.
Dinas Perikanan optimis pinjaman bisa dikembalikan petani apabila menggunakan Sistem Fishpen dalam kegiatan Budidaya Perikanan.
Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Muhammad mengatakan, Diskan mendorong petani memanfaatkan lahan perairan rawa yang belum termanfaatkan untuk budidaya perikanan Sistem Pagar (Fishpen) yang lebih menjanjikan keuntungan.
"Banyak lahan perairan rawa yang tersedia karena sekitar 80 persen wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah rawa dan pihak perbankan siap memberikan dukungan modal usaha," ujar Suriani.
Suriani mengatakan dirinya sangat yakin kedepan perairan rawa akan di kapling petani jika nanti budidaya Sistem Fishpen sudah terbukti memberi menguntungkan.
Suriani mengatakan dirinya sangat yakin kedepan perairan rawa akan di kapling petani jika nanti budidaya Sistem Fishpen sudah terbukti memberi menguntungkan.
Menurut Suriani, biasanya petani di HSU akan mengikuti Sistem Budidaya Perikanan yang sudah terbukti memberi keuntungan daripada mencoba sendiri karena takut rugi.
Untuk permodalan, katanya, petani tak perlu khawatir karena dari pihak perbankan siap mem'bac up' melalui pinjaman kredit berbunga ringan sebab disubsidi pemerintah.
Suriani menuturkan, percontohan Budidaya Perikanan Sistem Fishpen ini baru dilaksanakan di Wilayah Kecamatan Haur Gading karena wilayah kecamatan ini merupakan kawasan Kota Ikan (Minapolitan) yang ditetapkan pemerintah pusat.
Untuk permodalan, katanya, petani tak perlu khawatir karena dari pihak perbankan siap mem'bac up' melalui pinjaman kredit berbunga ringan sebab disubsidi pemerintah.
Suriani menuturkan, percontohan Budidaya Perikanan Sistem Fishpen ini baru dilaksanakan di Wilayah Kecamatan Haur Gading karena wilayah kecamatan ini merupakan kawasan Kota Ikan (Minapolitan) yang ditetapkan pemerintah pusat.
"Tahun ini Budidaya Sistem Fishpen kita ujicobakan di Kecamatan Amuntai Selatan untuk membantu tenaga penyuluh perikanan mensosialisasikan Sistem Fishpen kepada petani di kecamatan tersebut,"katanya.
Suriani mengatakan produksi ikan tangkap agak menurun akibat ilegal fishing dan kondisi perairan. Cara mengimbanginya dengan memperluas wilayah Budidaya Ikan lokal.
Selain dukungan modal dari perbankan untuk pengembangan budidaya perikanan, Diskan HSU juga bekerja sama dengan pihak asuransi untuk perlindungan bagi petani.
Suriani mengatakan produksi ikan tangkap agak menurun akibat ilegal fishing dan kondisi perairan. Cara mengimbanginya dengan memperluas wilayah Budidaya Ikan lokal.
Selain dukungan modal dari perbankan untuk pengembangan budidaya perikanan, Diskan HSU juga bekerja sama dengan pihak asuransi untuk perlindungan bagi petani.
Petani disarankan menjadi peserta asuransi dari PT.Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo) yang resmi ditunjuk pemerintah dengan iuran Rp50 ribu pertahun akan mendapatkan santunan memcapai Rp50 juta jika meninggal saat bekerja.
"Banyak Kredit di bank atau bentuk Asuransi di Jasindo yang bisa dipilih petani pembudidaya tergantung kemampuan petani," tandasnya.
"Banyak Kredit di bank atau bentuk Asuransi di Jasindo yang bisa dipilih petani pembudidaya tergantung kemampuan petani," tandasnya.