Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan Muhammad Suriani mengatakan Iikan lokal jenis Sepat Siam akan menjadi 'brand' perikanan HSU di masa mendatang.
"Sepat Siam akan banyak dibudidayakan atau dihasilkan petani didaerah kita, sehingga Kabupaten HSU akan dikenal sebagai lumbung Ikan Sepat Siam," ujar Suriani.
Suriani mengatakan, ia punya alasan sendiri sehingga berani memprediksi bahwa Ikan Sepat Siam akan banyak dibudidayakan masyarakat sehingga menjadi merk yang dikenal atau 'brand' bagi masyarakat di luar HSU.
Alasannya, kata Suriani, budidaya Ikan Sepat Siam ini paling mudah pemeliharaannya di banding jenis ikan lokal lainnya, palagi harga ikan lokal lebih mahal.
Ia menjelaskan bahwa budidaya ikan lokal dilahan rawa akan sangat menguntungkan kedepannya, apalagi jika dibudidayakan dengan teknologi yang mudah diserap petani.
Menurut Tenaga Penyuluh Perikanan Kabupaten HSU Ahmad Hidayat, meski budidaya sepat Siam sangat menguntungkan dibanding budi daya ikan patin, namun masih sedikit petani yang menguasai tehnik budidayanya.
"Beberapa petani masih merahasiakan tehnik budidaya Sepat Siam yang mereka dapatkan," katanya.Sementara, jika mencari informasinya di internet atau google tidak sepenuhnya diceritakan karena ada beberapa hal prinsip tentang budidaya Sepat Siam yang tidak pernah di ekspose di media.
"Untuk di Jawa belum pernah saya dapat informasi dimana lokasi yang berhasil budidaya Sepat Siam ini," kata Dayat.Syukurnya Petugas Penyuluh Perikanan sudah mulai mempelajari Sistem Budidaya Sepat Siam dan siap menularkan ke petani lainnya di Kabupaten HSU.
"Berkat kaji terap yang dilaksanakan di Desa Telaga Hanyar dari tahun kemarin kami sdh mendapatkan alur proses pembudidayaan Sepat Siam dari pengumpulan benih, proses adaptasi, pemberian pakan dan jenis pakan, dan cara pemanenan yang tepat. Insya Allah jika tidak ada halangan tahun depan dapat dirilis ke masyarakat," terangnya.
Dayat menuturkan jika Budidaya Sepat Siam baru diterapkan petani pembudidaya di Kecamatan Haur Gading dan Amuntai Selatan.
Dikatakan, Petani di Kecamatan Haur Gading membudidayakan Sepat Siam di kolam rawa, sedangkan di Amuntai Selatan menggunakan Sistem Net.
Dayat menambahkan, Budidaya jenis Ikan Sepat Siam sebenarnya mudah, tapi hanya beberapa orang petani yang menguasainya. Untuk ketahanan hidup jauh lebih baik dari ikan introduksi seperti Ikan Nila, Mas.
Setelah ditangkap dari alam apabila prosesnya baik maka dalam satu minggu ikan sudah belajar makan pelet.Dayat menjelaskan, tahap awal harus mengunakan Sistem pagar (Fishpen) net atau hampang adaptasi lebih baik.
Namun ada kelemahannya apabila ikan memijah benihnya akan lepas ke alamApabila sudah adaptasi di Net atau Hampang maka ikan bisa di budidayakan pada kolam dengan baik karena hasil pendapatan akan jauh lebih menguntungkan di kolam.
"Fishpen dapat digunakan sebagai penampung setelah ikan dapat di alam kemudian dibududayakan dengan sistem hampang dan kolam, karena tanpa sistem hampang dan kolam pertumbuhan ikan akan terlambat," pungkasnya.
"Sepat Siam akan banyak dibudidayakan atau dihasilkan petani didaerah kita, sehingga Kabupaten HSU akan dikenal sebagai lumbung Ikan Sepat Siam," ujar Suriani.
Suriani mengatakan, ia punya alasan sendiri sehingga berani memprediksi bahwa Ikan Sepat Siam akan banyak dibudidayakan masyarakat sehingga menjadi merk yang dikenal atau 'brand' bagi masyarakat di luar HSU.
Alasannya, kata Suriani, budidaya Ikan Sepat Siam ini paling mudah pemeliharaannya di banding jenis ikan lokal lainnya, palagi harga ikan lokal lebih mahal.
Ia menjelaskan bahwa budidaya ikan lokal dilahan rawa akan sangat menguntungkan kedepannya, apalagi jika dibudidayakan dengan teknologi yang mudah diserap petani.
Menurut Tenaga Penyuluh Perikanan Kabupaten HSU Ahmad Hidayat, meski budidaya sepat Siam sangat menguntungkan dibanding budi daya ikan patin, namun masih sedikit petani yang menguasai tehnik budidayanya.
"Beberapa petani masih merahasiakan tehnik budidaya Sepat Siam yang mereka dapatkan," katanya.Sementara, jika mencari informasinya di internet atau google tidak sepenuhnya diceritakan karena ada beberapa hal prinsip tentang budidaya Sepat Siam yang tidak pernah di ekspose di media.
"Untuk di Jawa belum pernah saya dapat informasi dimana lokasi yang berhasil budidaya Sepat Siam ini," kata Dayat.Syukurnya Petugas Penyuluh Perikanan sudah mulai mempelajari Sistem Budidaya Sepat Siam dan siap menularkan ke petani lainnya di Kabupaten HSU.
"Berkat kaji terap yang dilaksanakan di Desa Telaga Hanyar dari tahun kemarin kami sdh mendapatkan alur proses pembudidayaan Sepat Siam dari pengumpulan benih, proses adaptasi, pemberian pakan dan jenis pakan, dan cara pemanenan yang tepat. Insya Allah jika tidak ada halangan tahun depan dapat dirilis ke masyarakat," terangnya.
Dayat menuturkan jika Budidaya Sepat Siam baru diterapkan petani pembudidaya di Kecamatan Haur Gading dan Amuntai Selatan.
Dikatakan, Petani di Kecamatan Haur Gading membudidayakan Sepat Siam di kolam rawa, sedangkan di Amuntai Selatan menggunakan Sistem Net.
Dayat menambahkan, Budidaya jenis Ikan Sepat Siam sebenarnya mudah, tapi hanya beberapa orang petani yang menguasainya. Untuk ketahanan hidup jauh lebih baik dari ikan introduksi seperti Ikan Nila, Mas.
Setelah ditangkap dari alam apabila prosesnya baik maka dalam satu minggu ikan sudah belajar makan pelet.Dayat menjelaskan, tahap awal harus mengunakan Sistem pagar (Fishpen) net atau hampang adaptasi lebih baik.
Namun ada kelemahannya apabila ikan memijah benihnya akan lepas ke alamApabila sudah adaptasi di Net atau Hampang maka ikan bisa di budidayakan pada kolam dengan baik karena hasil pendapatan akan jauh lebih menguntungkan di kolam.
"Fishpen dapat digunakan sebagai penampung setelah ikan dapat di alam kemudian dibududayakan dengan sistem hampang dan kolam, karena tanpa sistem hampang dan kolam pertumbuhan ikan akan terlambat," pungkasnya.