Perkawinan usia muda di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan masih cukup tinggi, menyusul ditemukannya dua korban ibu hamil berusia dibawah 19 tahun meninggal dunia.
"Dua ibu meninggal akibat keracunan kehamilan diduga organ reproduksinya belum siap untuk hamil," kata Petugas dari Dinas Kesehatan Hulu Sungai Utara (HSU) dr. Farida Laela saat menyampaikan orientasi kesehatan reproduksi remaja di Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB, Selasa.
Angka kematian Ibu melahirkan dibawah usia 19 tahun di HSU, ungkap Farida, menempati peringkat tertinggi se-Kalimantan Selatan.
Di mana pada 2011 kematian ibu melahirkan terjadi sebanyak 14 kasus dan angka kematian bayi mencapai 44 kasus.
Sementara pada 2012 angka kematian ibu di Hulu Sungai Utara mencapai tujuh orang, dua orang diantaranya berusia kurang dari 19 tahun.
Tingginya angka kematian ibu melahirkan ini, lanjut Farida, harus menjadi perhatian bersama.
Tidak hanya Pemkab dan Dinas Kesehatan Hulu Sungai Utara, Akan tetapi juga perlu dukungan masyarakat untuk tidak mengawinkan anak-anak mereka di usia muda.
Begitu juga yang terjadi pada tingginya kematian bayi, hal itu terjadi karena kondisi sang ibu yang kurang gizi dan anemia.
Sehingga bayi lahir prematur dengan berat badan rendah.
Farida mengungkapkan, hal itu merupakan bukti bahwa kawin usia muda mengandung resiko terhadap kesehatan dan mengancam nyawa ibu dan bayi.
"Secara fisik dan mental mereka belum siap untuk melahirkan disamping cara melahirkan yang masih tradisonal dan acapkali salah dalam penanganan" ujar Farida.
Namun kasus perkawinan di usia muda sebagian juga disumbang prilaku seks bebas dikalangan generasi muda.
Ia mengaku prihatin dengan prilaku berpacaran remaja di Kota Amuntai khususnya yang sudah berani berdua-duaan hingga berpelukan ditengah keramaian.
Ibu dua anak ini mengingatkan hasil survei di 12 kota besar di Indonesia memperlihatkan 10 hingga 31 persen remaja telah melakukan hubungan seks diluar nikah, sehingga selain maraknya kasus aborsi, kehamilan yang terjadi diusia muda menimbulkan dampak psikis dan psikologis.
Akibat kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) banyak remaja yang terpaksa dikawinkan daripada menanggung malu.
Selain itu, tandasnya, seks bebas berpotensi mengundang sejumlah penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang bisa mengancam kesehatan bahkan menghilangkan nyawa seperti HIV AIDS yang hingga kini belum ada obatnya.
Peran orang tua, kata Farida sangat penting untuk memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja mengingat pengaruh pergaulan di luar rumah sangat besar dampaknya mempengaruhi jiwa dan kepribadian mereka./Edy/C
