Rantau (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan, mengingatkan para pelajar agar menjauhi pergaulan bebas dan tidak terburu-buru menikah di usia muda karena berisiko terhadap masa depan.
Ketua TP PKK Tapin Hj. Faridah Yamani mengatakan, perkawinan usia anak masih menjadi persoalan serius yang berdampak panjang, terutama bagi anak perempuan yang rentan mengalami putus sekolah, kehamilan dini, hingga kemiskinan.
Baca juga: Kontingen HSS raih sejumlah penghargaan Jambore Posyandu provinsi
“Anak perempuan paling rentan mengalami dampak buruk seperti putus sekolah, kehamilan dini, stunting, hingga kemiskinan,” katanya usai membuka Safari Pendidikan dalam kampanye pencegahan perkawinan di SMA Negeri 1 Rantau, Kabupaten Tapin, Selasa.
Ia mengungkapkan, Indonesia menempati posisi kedua tertinggi di ASEAN dan ketujuh di dunia untuk kasus perkawinan anak. Di Kalimantan Selatan, Tapin berada di peringkat keempat tertinggi.
“Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, karena anak kehilangan haknya untuk menempuh pendidikan dan membangun masa depan,” ujarnya.
Faridah menyebutkan agar para pelajar fokus menuntut ilmu dan menjaga diri dari pengaruh negatif lingkungan.
Baca juga: Waket TP PKK HSS tekankan sinergi kembangkan seni rias tradisional
“Jadilah generasi muda yang membanggakan keluarga, sekolah, dan bangsa. Tunda perkawinan sampai kalian siap dan memiliki bekal yang cukup,” ucap Faridah.
