Kawasan Kota Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan, mulai tahun ini  dikembangkan guna mengurangi masalah kekumuhan, kepadatan pemukiman, kemacetan lalu lintas, dan persoalan sosial ekonomi.Â
Pemerintah Kabupaten HSU mempersiapkan pembentukan wilayah konsentrik perkotaan dengan membuka akses dan pembebasan lahan disekitar kota, guna lebih memfungsikan kota Amuntai sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, pusat pelayanan dan jasa, kata Bupati HSU Aunul Hadi pada musrenbang, Â Rabu..
 Pengembangan kawasan kota menurutnya juga untuk membuka askes ekonomi kawasan yang dulu sulit dijangkau disekitar kawasan kota sehingga diharapkan dapat memperbaiki taraf hidup masyarakatnya.
Pemberdayaan perekonomian kerakyatan, jelas bupati perlu terus didorong salah satunya dengan membuka akses perhubungan antara wilayah pedesaan dengan wilayah kota, "pengembangan kawasan kota nantinya akan semakin mendekatkan jalur desa ke kota sehingga hubungan antara keduanya semakin mudah dalam menggerakan sektor ekonomi" ujarnya.
Pengembangan infrastruktur perekonomian ini, harapnya seiring pula dengan pengembangan jaringan komunikasi dan informasi. Pengembangan kawasan kota selanjutnya akan disusul pengembangan wilayah lainnya sebagai pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan regional dan pusat pelayanan kawasan.
Pengembangan kawasan kota lanjut Aunul sebenarnya sudah dimulai pemerintah daerah sejak 2009 yakni pembangunan sejumlah badan jalan baru Hanya saja pengembangan kawasan rawa seperti di Kabupaten HSU menelan biaya tinggi khususnya dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan.
 "Belum termasuk untuk pemeliharaan jalan yang mengalami rusak yang harus tetap dilakukan setiap tahun anggaran" ujar bupati Berdasarkan Data Dinas Pekerjaa Umum HSU, jalan yang mengalami rusak ringan hingga 2011 kemaren sepanjang 167,835 km dan rusak berat 43,88 km dari total jalan kabupaten sepanjang 334, 089 km. Sementara, beber bupati, belanja pemerintah daerah khususnya belanja langsung sangat terbatas berkisar Rp 300 hingga Rp, 350 milyar pertahun, sehingga pembangunan infrastruktur masih sangat bergantung bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan bantuan dana perimbangan.
Namun dalam pengembangan kawasan rawa kedepan, Aunul berharap tetap diperhatikan upaya pelestarian lingkungan hidup, terpeliharanya fungsi resapan kawasan rawa dan keanekaragaman hayati serta nilai ekonomis dan kekhasan kawasan rawa yang dimiliki.
Pengembangan kawasan Kota, pungkasnya juga wajib memperhatikan aspek bencana alam seperti musibah yang hampir setiap tahun melanda kawasan Kota Amuntai dan sekitarnya.( Edy/ D)Â