Amuntai (ANTARA) - Bupati Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan Sahrujani mengapresiasi Kelompok Tani Karya Makmur yang berinovasi dengan menanam padi di lahan yang tergenang air atau padi apung di Desa Banyu Hirang Kecamatan Amuntai Selatan.
Baca juga: Kalsel kemarin dari padi apung hingga pengerukan sungai
"Program ini bukan hanya soal panen, tapi membangun ketahanan pangan serta program cHSU Bangkit' sebagai pusat agrominapolitan yang menopang logistik Kalimantan Selatan," ujar Sahrujani di Amuntai, Rabu.
Para petani di daerah rawa terutama HSU, sebelumnya hidup dengan lahan rawa yang tergenang hingga 6-7 bulan selama setahun, membatasi musim tanam padi, membuat banyak lahan tak bisa dimanfaatkan secara optimal.
Lebih lanjut Sahrujani menyampaikan, panen ini juga berkolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalsel.
"Saya harap kolaborasi ini dapat menghadirkan solusi nyata untuk meningkatkan produksi pangan, memperkuat gizi masyarakat, serta membangun pertanian berkelanjutan," katanya.
Asisten Direktur Perwakilan BI Kalsel Erik Muliawan menyampaikan, panen padi apung ini buah nyata keberhasilan program dukungan pengembangan padi apung di Kalsel pada tahun 2024, yang mana bagian program unggulan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalsel guna mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pagan (GNPIP).
Dia berpesan pada kelompok Tani Karya Makmur Desa Banyu Hirang, bahwa dengan kolaborasi dan inovasi, petani dapat menjadi pionir perubahan.
"Kami percaya dengan teknologi yang tepat, petani bisa menjawab tantangan iklim dan keterbatasan lahan," ucap Erik Muliawan.
Bupati HSU juga berkesempatan menyalurkan bantuan yang diberikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel Dinas Pertanian dan Ketahanan Pagan, berupa satu unit mesin penggiling padi yang langsung diterima perwakilan kelompok tani karya Makmur Desa Banyu Hirang, Musran.
Baca juga: OJK Kalsel dorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui padi apung