Sebagian masyarakat Kotabaru di Provinsi Kalimantan Selatan siap menyambut program pemerintah konversi minyak tanah ke elpiji.
Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) H Amrah Muslimin, Kamis, mengatakan, kalau memang sudah menjadi keputusan pemerintah, masyarakat mau tidak mau atau suka tidak suka tetap siap menyambut program tersebut.
Namun seharusnya, sebelum konversi minyak tanah ke gas elpiji itu diberlakukan, pemerintah atau PT Pertamina menyiapkan sarana dan prasarananya terlebih dahulu.
"Untuk menghindari masalah yang muncul setelah program tersebut berjalan," jelas Amrah.
Misalkan, tersedianya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE), pangkalan, dan sistem pendistribusiannya menggunakan jalur darat atau jalur laut.
Amrah mengaku hingga saat ini di Kotabaru belum tersedia SPBE.
Untuk sementara, sebagian gas elpiji yang beredar di Kotabaru diisi dari SPBE di Kabupaten Tanah Bumbu.
"Sedangkan SPBE di Serongga masih tahap pembangunan," ujarnya.
Selain itu, pangkalan penjual SPBE juga harus disiapkan dan ditata untuk menghindari munculnya permasalahan baru ketika program konversi benar-benar diberlakukan.
Kotabaru banyak belajar dari tiga kabupaten kota di Kalsel yang sudah menerapkan konversi, imbuhnya.
Terutama masalah ketersediaan gas di setiap pangkalan, karena hal itu sangat mempengaruhi harga.
"Masyarakat akan kecewa, apabila keterssediaan gas tidak stabil yang diikuti kenaikan harga yang memberatkan masyarakat," paparnya.
Meski tiga kabupaten kota tersebut relatif berdekatan dengan Balikpapan salah satu daerah yang mendistribusikan gas, namun kenyataanya kelangkaan gas masih sering terjadi.
"Kabarnya, gas elpiji yang beredar di kalsel bukan hanya disuplai dari Balikpapan, tetapi juga dari Surabaya," pungkas Amrah./C/C