Musim buah-buahan lokal pada tahun ini diperkirakan bakal panjang, karena walau sekarang sudah banyak yang panen, sejumlah pohon masih berbunga dan berbuah.
"Kita sejak November 2011 sudah jualan buah lokal, dan diperkirakan empat bulan ke depan masih berjualan karena masih banyak buah lokal yang ada di pohon," kata Reski seorang pedagang di bilangan Sungai Andai, Minggu.
Beberapa pedagang buah lokal lainnya di Banjarmasin juga mengakui musim buah bakal panjang, lantaran musim yang cukup mendukung pohon buah-buahan lokal untuk berproduksi.
Menurut Reski, biasanya musim buah lokasl di Kalsel ditandai munculnya buah durian dan rambutan, setelah itu baru bermunculan buah-buahan lain termasuk langsat dan pampakin, dan biasanya menandakan musim buah berakhir itu muncul buah rambai.
Sekarang musim buah durian memang mulai menipis, tetapi buah rambutan masih membanjir, begitu juga buah cempedak masih banyak dan sekarang mulai membanjir buah langsat.
Kalau nantinya sudah membanjir buah rambai maka musim buah mulai berakhir, tetapi buah rambai walau ada tetapi masih sedikit tidak membanjir, kata Hasnan, seorang pedagang lainnya.
Apalagi kalau melihat berbagai macam buah lokal masih banyak yang kecil-kecil di pohon, dan ada yang masih berbunga berarti musim buah akan panjang, katanya lagi.
Akibat membanjir buah lokal menyebabkan harga buah lokal anjlok, buah lokal yang diantaranya berasal dari hutan rimba Kalimantan Selatan itu, harga durian saja musim normal Rp50 ribu per biji kini hanya antara Rp10 hingga 20 ribu per biji, begitu juga rambutan jenis antalagi dan timbul tadinya Rp5.000 per ikat (isi 10 biji) kini hanya Rp1.000,- hingga Rp1.500,- per ikat.
Ramania tadinya Rp10 ribu per sepuluh biji kini antara Rp3.000,- hingga Rp4.000,- per sepuluh biji, kapul anjlok jadi Rp2.000 per ikat (isi sepuluh biji) dari Rp5.000,-per ikat.
Dari sekian buah lokal yang paling turun harganya adalah ketapi suntul hanya Rp2000,- per ikat dibandingkan harga sebelumnya Rp10.000 per ikat.
Buah-buahan lokal ini selain terlihat membanjir di Sungai Andai juga di Pasar Cemara, Teluk Dalam, Kayu Tangi, Belitung, Kelayan, Pekauman, Kuripan,Kampung Melayu, Pekapuran, serta terlihat menumpul di bilangan Pasar Sentra Antasari dan Pasar Kertak Hanyar.
Selain itu buah lokal juga dijual bersamaan dengan buah-buahan yang didatangkan dari Pulau Jawa dan buah impor seperti melon, mangga gadung, anggur,lengkeng, dan apel yang berada di pinggir-pinggir jalan utama kota ini.
Buah lokal Kalsel itu, ada yang merupakan hasil budidaya tetapi tak sedikit yang masih berupa buah rimba, seperti mundar, kalangkala, kapul, ramania,mentega,tiwadak,kasturi,katapi suntul, hambawang, asam pulasan (putar), binjai, rambai, manggis, dan beberapa jenis lagi yang lain.
Keunggulan buah rimba tersebut disamping memiliki rasanya yang khas dan enak, juga memiliki tampilan yang menarik.
Hampir semua jenis buah-buahan rimba Kalimantan tersebut juga mengandung nilai gizi yang cukup tinggi, dan ada beberapa buah-buahan rimba ini dikonsumsi sebagai obat tradisional.D/D
Â
