Buah-buahan lokal nyaris tidak laku di beberapa wilayah pedalaman Kalimantan Selatan setelah panen melimpah secara bersamaan.
Keterangan yang diperoleh ANTARA di Desa Inan, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan, Senin menyebutkan dari sekian jenis buah lokal yang panennya benar-benar melimpah yakni buah cempedak.
"Hampir semua pohon cempedak berbuah lebat, dan panen secara bersamaan sehingga buah ini benar-benar tidak laku," kata Fansyah penduduk setempat.
Di beberapa sentra perkebunan cempedak, pemilik kebun membiarkan warga yang ingin megambil buah, bahkan ada pemilik kebun yang mengumpulkan buah cempedak yang jatuh dipohon di pinggir jalan.
Maksud pemilik kebun buah-buahan yang ditumpuk dipinggir jalan itu supaya siapa yang melihatnya silahkan mengambil tanpa bayar, hal itu dilakukan ketimbang buah-buahan itu menumpuk busuk dan mubazir.
Bukan panen buah cempedak saja yang melimpah, sekarang buah langsat juga hampir semua pohon di kawasan pedalaman berbuah lebat, dan banyak buah berjatuhan begitu saja tak ada yang mengambilnya.
Hanya saja buah langsat kalau diambil dengan hati-hati masih bisa laku dijual kepada pedagang pengumpul yang datang dari kota dengan harga sekitar Rp1.500,- per kilogram.
Sementara buah rambai, kapul, rambutan oleh pemilik kebun banyak yang dibiarkan saja di pohon, padahal hampir semua pohon penuh dengan buah.
Menurut Supiani, tiga jenis buah itu benar-benar tak laku dijual, kalaupun laku harganya tak sebanding dengan upah lelah mengambil di pohon makanya dibiarkan saja matang dan berjatuhan di pohon.
Sementara buah pampakin (sejenis durian tapi berwana kuning keemasan) juga melimpah dengan harga jual antara Rp3.000-5.000,- per biji itupun kalau sudah berada di kampung.
Sementara yang masih berada di kebun harganya murah dari itu, tetapi jenis buah ini masih banyak pedagang pengumpul mencarinya untuk dibawa ke Banjarmasin, Balikpapan, bahkan ke Samarinda.
Melimpahnya musim buah tahun ini diperkirakan ada kaitannya dengan musim yang sempat kemarau di saat buah-buahan kecil dan kemudian membesar di musim penghujan./D/
