Banjarmasin (ANTARA) - Wakil Wali Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan Hj Ananda mengatakan pemerintah berupaya menangani tiga isu krusial terhadap anak, yakni kekerasan terhadap anak, anak berhadapan dengan hukum dan perkawinan anak.
Ananda di Banjarmasin, Rabu menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap tiga isu besar yang mengancam masa depan generasi muda tersebut, hingga harus diupayakan semaksimal mungkin untuk ditangani.
Baca juga: Wali Kota Banjarmasin hadiri forum nasional pengarusutamaan toleransi
"Data menunjukkan bahwa kekerasan seksual menjadi bentuk kekerasan terhadap anak yang paling banyak terjadi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di Kota Banjarmasin," ujarnya.
Dia merasa miris, pelaku terbanyak justru berasal dari lingkaran terdekat anak, bahkan dari keluarga sendiri.
Ananda juga menyoroti fenomena mencengangkan di media sosial, yaitu munculnya grup yang mempromosikan incest sebagai hal yang wajar.
Dia menyebut hal itu sebagai kejahatan terorganisir yang mengancam masa depan generasi bangsa.
"Tidak ada ruang bagi kekerasan, eksploitasi dan pelecehan terhadap anak baik di dunia nyata maupun digital," tegasnya.
Menyinggung persoalan anak berhadapan dengan hukum, Ananda menekankan pentingnya pendekatan keadilan restoratif.
Dia menyatakan bahwa banyak anak pelaku justru merupakan korban dari lingkungan yang tidak mendukung tumbuh kembang anak.
Baca juga: Pemkot Banjarmasin perbaiki sanitasi limbah pada sembilan kelurahan
"Anak tetaplah anak. Mereka berhak atas kesempatan kedua," ucapnya.
Terkait angka perkawinan anak yang tinggi di Kalimantan Selatan, termasuk Banjarmasin, menurut dia, karena faktor kemiskinan, budaya dan minimnya edukasi menjadi penyebab utama.
Ananda menyebutkan, perkawinan anak bukan solusi, melainkan sumber masalah baru seperti putus sekolah, kekerasan dalam rumah tangga, dan kemiskinan antargenerasi.
Dia berharap kegiatan sosialisasi yang digencarkan tentang ini mampu melahirkan kesadaran dan aksi nyata dari seluruh unsur masyarakat, mulai dari pemerintah, aparat penegak hukum, tokoh agama, dunia pendidikan hingga keluarga. Ananda pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergerak bersama.
"Kegiatan sosialisasi ini bukan sekadar seremoni, melainkan seruan dan tekad kolektif," demikian katanya.
Baca juga: Banjarmasin gelar pasar murah di 52 titik sambut Idul Adha 1446 H