Tanjung (ANTARA) - Rumah sakit umum daerah H Badaruddin Kasim Tabalong, Kalimantan Selatan menyiapkan tujuh anjungan mandiri pasien untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam pelayanan bagi pengunjung.
Bupati Tabalong H Muhammad Noor Rifani mengatakan fasilitas ini sebagai upaya peningkatan pelayanan rumah sakit sehingga tidak terjadi antrean yang panjang dan mempercepat waktu pendaftaran di poli.
Baca juga: Dua warga Desa Padang Panjang diciduk diduga bawa sabu
"Ekspektasi masyarakat terhadap rumah sakit sangat tinggi karena itu perlu dilakukan perubahan dengan peningkatan kualitas pelayanan," jelas Noor Rifani saat meninjau pelayanan RSUD H Badaruddin Kasim Tabalong di Tabalong, Senin.
Para karyawan rumah sakit diharapkan selalu menjaga kekompakan, melakukan kolaborasi serta sinergi agar kelayakan pelayanan kesehatan bisa mencapai 100 persen.
Saat peninjauan bupati didampingi Pelaksana Tugas Direktur RSUD H Badaruddin Kasim Tabalong Setyawan Andre Wibowo melihat uji coba penggunaan anjungan mandiri untuk pendaftaran pasien ke ruang poli.
Baca juga: Kemenkum Kalsel harmonisasi dengan DPRD Tabalong
Anjungan mandiri pasien yang tersedia saat ini sebanyak lima unit dan fasilitas anjungan mandiri, serta layanan antrean online bisa beroperasi secara optimal pada akhir April 2025.
"Uji coba anjungan mulai kita lakukan hari ini dan rencana akhir April 2025 tujuh unit anjungan mandiri bisa beroperasi," jelas Pelaksana Harian (Plh) Direktur RSUD H Badaruddin Kasim Tabalong Setyawan Andre Wibowo.
Setyawan menuturkan pengadaan anjungan mandiri berasal dari dana BLU untuk memperbaiki pelayanan mengingat jumlah kunjungan pasien di rumah sakit mencapai 300 orang lebih per satu hari.
Selain meninjau uji coba anjungan mandiri Bupati Tabalong dan rombongan juga melihat kondisi ruang IGD untuk memastikan pasien yang datang mendapatkan pelayanan yang ramah dan cepat.
Di ruang IGD ini terdapat 13 tempat tidur dan segera dilakukan pembaharuan peralatan yang sesuai standar agar pasien yang datang bisa mendapat perawatan optimal.
"Kita mengusulkan penambahan 10 bed serta menunggu penambahan instalasi oksigen dan peralatan yang sudah sesuai standar," jelas Kepala ruangan IGD Christina.
Untuk layanan pasien BPJS di IGD, dituturkan Christina, tidak ada pembatasan kuota seperti di poli asalkan sesuai kriteria yang telah ditetapkan.