Banjarmasin (ANTARA) - Kaum Muslim Kalimantan Selatan (Kalsel) mewarnai "dua kali sepertiga" yaitu sepertiga terakhir Ramadhan 1446 Hijriah dan sepertiga malam pada sepuluh hari akhir bulan puasa dengan peribadatan.
Pantauan Antara Kalsel di Banjarmasin, Jum'at melaporkan, pada awal sepertiga malam terakhir atau sekitar pukul 02.00 Wita di sepuluh hari terakhir (mulai malam 21) Ramadhan 1446 H kaum Muslim kembali ke tempat ibadah untuk melakukan peribadatan.
Baca juga: Guru Bachtiar ungkap beberapa keistimewaan Ramadhan
Padahal, mereka sudah melakukan "qiyamullail" (shalat malam) yaitu Shalat Tarawih (ada 20 raka'at dan hanya delapan raka'at) serta Witir tiga raka'at, dilanjutkan dengan tadarus Al Qur'an hingga sekitar pukul 22.00 Wita.
Peribadatan yang kaum Muslim cukup beragam seperti Shalat Taubat dan Shalat Hajat. Namun sebagaimana pada Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, pada malam 21 Ramadhan 1446/dinihari Jum'at melaksanakan shalat Tasbih berjamaah.
Mantan Ketua Pengurus Masjid Assa'adah Guru Haji Muhammad Bachtiar yang mengimami Shalat Tasbih mengatakan, bahwa peningkatan beramal ibadah pada bulan Ramadhan memang anjuran agama Islam, terlebih menjelang akhir atau sepuluh hari terakhir bulan puasa.
Baca juga: Ustadz Zainal nyatakan Al Qur'an beri syafaat dunia akhirat
"Shalat Tasbih selain pelaksanaannya relatif lebih mudah dari Shalat Taubat, juga banyak keutamaan antara lain mengampuni dosa, baik yang kecil maupun besar, serta mendapatkan kemudahan dari Allah SWT dalam urusan di dunia dan akhirat.
Selain itu, terhindar dari penyakit berat dan kesedihan, melancarkan rezeki, menangkan pikiran dan peningkatan kualitas ibadah, ujar Bachtiar yang juga pensiunan guru agama - pengawai negeri sipil.

Ia menambahkan, sebagaimana petunjuk Al Qur'an dan Hadits Rasulullah Muhammad Saw, bahwa pada malam sepuluh hari terakhir Ramadhan terdapat "Lailatul Qadar" (malam qadar) yang lebih baik dari seribu bulan atau 83 tahun.
"Oleh karena itu, wajar seorang Muslim ingin bertemu dengan malam qadar tersebut yang cuma ada sekali dalam setahun. Itu pun belum tentu ketemu walau melakukan peribadahan pada malam sepuluh hari terakhir Ramadhan dan umur kita belum tentu bertemu Ramadhan akan datang," demikian Guru M Bachtiar.
Baca juga: Khatib Saubari ungkap rahasia keutamaan Ramadhan