Banjarmasin (ANTARA) -
Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan merencanakan pengembangan program Sanitation Infrastructure and Institunional Support (SIIP) atau infrastruktur sanitasi dan dukungan kelembagaan jangka menengah, yakni 2025-2029.
"Ini rencana pengembangan sanitasi Kota Banjarmasin dalam 5 tahun ke depan," ujar Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina di Banjarmasin, Selasa.
Baca juga: Banjarmasin gaet kemitraan Australia-Indonesia kelola sanitasi
Menurut dia, komitmen ini dituangkan dalam gelar lokakarya konsultasi pemangku kepentingan dalam rangka rencana pengembangan sanitasi jangka menengah di kotanya.
Salah satu targetnya, ungkap Ibnu Sina, gerakan Open Defecation Free (ODF) atau gerakan Stop Buang Air Besar Sembarangan hingga 100 persen di seluruh kelurahan.
Sementara ini, kata dia, gerakan ODF di kotanya sudah sebanyak 44 kelurahan atau 84,6 persen dari 52 kelurahan di kota ini.
"Tinggal delapan kelurahan saja lagi yang belum, kita target akhir tahun ini bisa semua," ujarnya.
Ibnu Sina mengakui mengubah perilaku masyarakat bukan hal yang mudah, terutama di daerah bantaran sungai, di mana kebiasaan BAB sembarangan sudah lama mengakar.
"Untuk menghilangkan kebiasaan ini butuh dialog panjang, apalagi kalau sudah menyangkut jamban (toilet ) di pinggir sungai. Ini harus kita atasi bersama," ujarnya.
Dia menambahkan bahwa kebiasaan tersebut tidak hanya terkait perilaku individu, tetapi juga masalah ketersediaan infrastruktur sanitasi yang layak.
Baca juga: Banjarmasin bangun kesadaran pengelolaan sanitasi di sekolah
Terkait program ini, kata Ibnu Sina, tentu penting untuk direncanakan dengan baik dalam 5 tahun, agar sanitasi dan program kerja sama SIIP di Kota Banjarmasin semakin baik.
"Kemudian juga terkait Infrastrukturnya, kemudian untuk yang program supportnya ini juga bisa diteruskan, karena ini memang Kerjasama dengan Kementerian PUPR dan KIAT (Kerjasama Indonesia dan Australia) untuk infrastrukturnya," demikian katanya.