Peneliti Lakolitbang P2B2 Regional Kalimantan melakukan survei pengambilan sampel darah warga untuk mengetahui perkembangan penyakit kaki gajah di Kabupaten Tapin.
Survei pengambilan sampel darah warga tersebut dilakukan oleh tim peneliti di Desa Perintis Raya dan Desa Lumbu Raya kecamatan Tapin Utara, Rabu malam.
Peneliti Lakolitbang Rasyid Ridha mengungkapkan untuk mengetahui tingkat infeksi penyakit kaki gajah kepada warga pihaknya harus mengambil minimal 500 sampel darah jari manusia pada suatau kawasan.
"Jika warga yang terinfeksi penyakit kaki gajah mencapai satu persen maka kawasan yang
dilakukan pegambilan sampel harus direkomendasikan pengobatan massal" tegasnya, disela-sela survei pengambilan sampel darah warga.
Namun tambah Ridha, jika hasil penelitian tidak mencapai satu persen maka pengobatan harus
dilakukan secara selektif atau pengobatan hanya dilakukan pada warga yang terinfeksi saja.
Dijelaskan Ridha, survei darah ini juga harus disertai dengan upaya penangkapan dan penelitian nyamuk yang berada di kawasan endemis filariasis.
"Kami juga melakukan penangkapan nyamuk yang dimulai pada pukul enam sore hingga pukul enam pagi" ucapnya.
Kegiatan penangkapan nyamuk ini menurut Ridha, untuk mendeteksi jenis nyamuk karena setiap
kawasan dan setiap waktu jenis nyamuk selalu berbeda.
"Selain itu upaya penangkapan nyamuk juga dimaksudkan untuk mengetahui fluktuasi nyamuk
disaat kapan nyamuk banyak melakukan gigitan, serta jenis cacing yang disebarkan oleh nyamuk" ujarnya.
Penyakit filariasis atau kaki gajah disebabkan oleh cacing mikro filaria yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan alat, yang berkembang dalam tubuh nyamuk dan ditularkan melalui
gigitan disaat malam hari.
Dengan demikian, kata Rasyid, diharapkan warga menggunakan pelindung saat keluar malam atau menggunakan lotion anti nyamuk dan memakai obat nyamuk atau pelindung nyamuk disaat
tidur.et/B.
Teliti Penderita Kaki Gajah
Rabu, 19 Oktober 2011 11:53 WIB