Wakil Wali Kota Banjarmasin Arifin Noor di Banjarmasin, Jumat, menyampaikan Pemkot Banjarmasin melakukan kegiatan diseminasi audit kasus stunting pada 22022 yang masih mencapai 22,4 persen.
Baca juga: Alumni FK Unair bakti sosial cegah stunting di Banjarmasin
Baca juga: Alumni FK Unair bakti sosial cegah stunting di Banjarmasin
Kegiatan ini sebagai salah satu upaya untuk menurunkan stunting sesuai target nasional hingga 14 persen, sehingga segala langkah dan kebijakan yang sudah dilaksanakan hingga kini perlu terus dievaluasi.
"Ini langkah evaluasi bersama yang positif untuk meningkatkan kinerja agar target bisa tercapai," uuja Arifin.
Sebab, keberhasilan mewujudkan tersebut memerlukan keseriusan dari semua pihak.
Tim Terpadu Penanggulangan Stunting Kota Banjarmasin menginginkan semua jajaran dan instansi yang terlibat memiliki peran kunci dalam menyusun skenario untuk mengevaluasi program dan keuangan yang sudah ada.
"Saya berharap ada payung hukum agar setiap instansi menganggarkan dana sesuai kebutuhan dan investasi yang diperlukan dalam menanggulangi masalah lingkungan, kemiskinan, dan kekurangan gizi," ujarnya.
Dalam konteks perawatan kesehatan, Arifin menekankan pentingnya penelitian data yang jelas dan akurat.
Baca juga: Pemkot Banjarmasin beri 20 motor bagi penyuluh KB tangani stunting
Baca juga: Pemkot Banjarmasin beri 20 motor bagi penyuluh KB tangani stunting
Dia pun berharap hasil penelitian itu dapat menciptakan masyarakat yang cerdas, beriman dan berwibawa.
Arifin optimis bahwa dengan upaya bersama dan pemenuhan target kebutuhan masyarakat, Banjarmasin bisa menjadi kontributor utama dalam mencapai visi Indonesia Emas pada 2045.
Dia menyampaikan harapannya agar semua warga berada dalam keadaan sehat tanpa stunting dan kekurangan gizi.
"Saya berharap standarisasi pembangunan kemanusiaan sesuai dengan target pemerintah pusat dapat tercapai, dan kita semua dapat meningkatkan atau setidaknya mempertahankan harapan tersebut," ujarnya.
Pada 2023, Pemkot Banjarmasin ffokusterhadap pencegahan dan penanganan kasus stunting serta intervensi gizi spesifik dan sensitif di 22 kelurahan dengan angka total anak stunting sebanyak 835 kasus.
Baca juga: Pemkot Banjarmasin gerakkan generasi Z jadi agen penurunan stunting
Baca juga: Pemkot Banjarmasin gerakkan generasi Z jadi agen penurunan stunting