Banjarmasin (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan menggelar syukuran dan tasmiyah massal program gerakan orang tua asuh cegah stunting (Genting) di Hotel Nasa Banjarmasin, Kamis.
Hadir pada kegiatan itu Wakil Wali Kota Banjarmasin Hj Ananda dan Ketua Baznas Provinsi Kalsel H Irhamsyah Safari serta unsur Forkopimda.
"Ada sebanyak 69 peserta atau bayi yang mengikuti tasyakuran dan tasmiyah tahun 2025 ini," ujar Wakil Ketua 2 Baznas Kota Banjarmasin Nortajidi.
Istimewanya, kegiatan ini dihadiri dan yang memberikan tasmiyah atau memberikan nama bagi bayi adalah KH Muhammad Qomaruddin atau lebih dikenal Guru Busu, ulama karismatik Kota Banjarmasin.
Baca juga: Seratus ibu hamil di Banjarmasin terima program bergizi cegah stunting
Dijelaskan dia, penerimaan manfaat program ini adalah keluarga tidak mampu, dilakukan denan pendampingan sejak ibu hamil berusia tiga bulan hingga melahirkan dan kemudian tasyakuran kelahiran bayi tersebut dengan sehat.
Menurut dia, program ini telah berjalan selama tujuh tahun, dengan kolaborasi antara Baznas Kota Banjarmasin, Kementerian Agama (Kemenag) dan BKKBN sejalan dengan program Pemerintah Kota Banjarmasin serta Pemerintah Pusat dalam upaya penurunan angka stunting.
Nortajidi menjelaskan, dalam pelaksanaan para ibu hamil penerima manfaat mendapatkan makanan bergizi dan nutrisi sebanyak dua kali dalam sebulan, serta penyuluhan keagamaan dan penyuluhan kesehatan yang diberikan dua kali dalam enam bulan.
Selain itu, mereka juga menjalani pemeriksaan kesehatan gratis yang dilaksanakan oleh tim medis Baznas.
"Tujuan utama pendampingan ibu hamil ini adalah memastikan ibu dan bayi yang dikandung dalam keadaan sehat. Kami berharap program Genting ini terus berkembang agar pola pendampingan semakin baik, karena masalah stunting adalah persoalan masa depan generasi kita," ungkap Nortajidi.
Baca juga: Pemkot Banjarmasin dukung program BAZNAS tangani stunting hingga kemiskinan
Wakil Wali Kota Banjarmasin Hj Ananda sangat mengapresiasi program Baznas kota setempat dalam perannya ikut mengatasi masalah stunting di kota tersebut.
Menurut dia, program ini sangat membantu pemerintah kota yang terus berjuang untuk mengatasi masalah stunting yang masih d iangka 26 persen.
Dia pun mengingatkan pentingnya kesadaran orang tua terhadap bahaya stunting yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
"Bapak ibu, mohon agar kita semua paham apa itu stunting. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat kekurangan gizi. Gunakan handphone dengan bijak, bukan hanya untuk hiburan, tapi juga untuk mencari informasi yang bermanfaat tentang gizi dan tumbuh kembang anak," ujar Ananda.
Dia menekankan pentingnya masa golden period (0-7 tahun) yang menjadi fase penentu perkembangan otak anak.
"Tolong dijaga baik-baik asupan makanan anak-anak kita. Karena pada usia 0–7 tahun, tumbuh kembang otak anak sedang berada di masa emas. Ini akan menentukan masa depan mereka," demikian katanya.

