Woodside, California (ANTARA) - Presiden AS Joe Biden pada Rabu (15/11) mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jawaban untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina, serta menduduki Gaza akan menjadi “kesalahan besar.”
Biden mengatakan kepada wartawan bahwa dia melakukan segala upaya untuk membebaskan sandera yang ditahan oleh kelompok militan Hamas di Gaza, tetapi hal itu tidak berarti mengirimkan militer AS.
Presiden AS itu mengatakan kepada wartawan pekan ini bahwa pesannya kepada para sandera adalah "Bertahanlah, kami akan datang," sehingga menimbulkan pertanyaan tentang apa yang ia maksudkan.
Ketika diminta untuk mengklarifikasi komentar tersebut, Biden mengatakan pada konferensi pers: "Yang saya maksud adalah, saya melakukan segala daya saya untuk mengeluarkan Anda. Saya datang untuk membantu Anda, mengeluarkan Anda. Saya tidak bermaksud mengirimkan militer ke sana. ... Saya tidak berbicara tentang militer."
Biden mengatakan dia terus berupaya mengatasi masalah ini, dan tidak akan berhenti sampai para sandera – termasuk seorang anak warga negara AS berusia tiga tahun – dibebaskan.
Qatar, tempat Hamas menjalankan kantor politiknya, telah memimpin mediasi antara kelompok perlawanan tersebut dan para pejabat Israel untuk pembebasan lebih dari 240 sandera yang dibawa oleh militan ketika mereka menyerbu Israel pada 7 Oktober. Israel mengatakan 1.200 orang tewas dalam serangan tersebut.
Israel kemudian melancarkan pemboman tanpa henti terhadap Gaza yang dikuasai Hamas dan akhir bulan lalu memulai invasi lapis baja ke daerah kantong tersebut, di mana lebih dari 11.000 orang terbunuh, sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak dan lebih banyak lagi yang terkubur di bawah reruntuhan.
Biden mengatakan Hamas melakukan kejahatan perang dengan menempatkan markas militer di bawah rumah sakit, mengulangi pernyataan yang dibuat juru bicara Gedung Putih pada Selasa, dan dia yakin intelijen AS mendukung "fakta" tersebut.
Dia mengemukakan bahwa Israel telah memasuki rumah sakit terbesar di Gaza, Al Shifa, dengan pasukan bersenjata terbatas, dan tidak melakukan pengeboman di lokasi tersebut.
"Mereka diberitahu… kami membahas perlunya mereka sangat berhati-hati," kata Biden, seraya menambahkan bahwa Israel mempunyai kewajiban untuk menggunakan kehati-hatian sebanyak mungkin dalam mengejar sasaran.
Namun, Biden mengatakan "tidak realistis" untuk mengharapkan agar Israel menghentikan aksi militernya, mengingat ancaman dari pejabat senior Hamas bahwa mereka bermaksud menyerang Israel lagi.
Israel pada Rabu mengatakan pasukannya menemukan senjata dan perlengkapan tempur Hamas di rumah sakit Al Shifa selama penggeledahan pada hari tersebut. Hamas menolak pengumuman tersebut dan menyebutnya sebagai sebuah kebohongan.
Biden mengatakan dia telah memberi tahu Netanyahu bahwa dia tidak yakin perang akan berakhir sampai solusi dua negara tercapai.
"Saya telah menjelaskan kepada Israel bahwa menurut saya merupakan kesalahan besar jika mereka menduduki Gaza,” kata Biden kepada Netanyahu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Biden punya 'pertanyaan sulit' ke Netanyahu
Baca juga: Rencana kunjungan Presiden Biden ke Israel miliki risiko politik
Baca juga: Biden desak PM Israel turunkan ketegangan di Gaza
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat