Aulia menekankan pembangunan bendungan itu sangat diprioritaskan dengan keadaan yang cukup urgensi. Pada awal dia menjabat sebagai bupati, saat itu bencana banjir bandang baru saja menyapu sebagian wilayah Kabupaten HST.
Selain untuk mencegah banjir, bendungan juga dimanfaatkan memperkuat produksi pertanian berupa tanaman padi yakni untuk mengaliri air ke lahan pertanian. Bendungan Batang Alai misalnya, mampu mengaliri air ke lahan seluas 5.600 hektare.
Apalagi jika ditambah Bendungan Pancur Hanau yang diajukan tadi, ada potensi tambahan 5.500 hektare lahan yang dapat dialiri air. Kedua bendungan itu jika dimanfaatkan mampu meningkatkan estimasi panen padi yang semula 60.000 ton per tahun, meningkat menjadi 120.000-130.000 ton.
Baca juga: Rifky janji selesaikan jalan lingkar Walangsi dan bendungan Batang Alai
Direktur Bendungan dan Danau Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Adenan Rasyid mengatakan Bendungan Pancur Hanau yang diusulkan Pemkab HST sudah masuk ke dalam program pihaknya.
Dia menyebutkan sudah ada program 126 bendungan yang teridentifikasi dengan berbagai kluster, mulai dari kluster yang sudah tersertifikasi sebanyak delapan, ada juga kluster yang sudah masuk tahap sipil desain kurang lebih ada sekitar 33, dan kluster yang sudah masuk tahap feasibility study sekitar 40, dan sisanya 45 baru masuk ke tahap potensi.
“Bendungan Pancur Hanau Hulu Sungai Tengah ini termasuk dalam kluster tahap feasibility study, pembangunan ini adalah kebutuhan masyarakat,” ujar Adenan.
Baca juga: Warga Meratus HST bangun bendungan untuk sarana air bersih