Banjarmasin (ANTARA) - Bank Kalsel melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) , melakukan intervensi penanganan stunting dengan meningkatkan asupan gizi kepada anak stunting di Desa Berangas, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Pada keterangan tertulis Humas UPZ Bank Kalsel, yang diterima Antara di Banjarmasin, Kamis, disampaikan, kasus stunting di Kabupaten Barito Kuala, merupakan yang tertinggi di Kalimantan Selatan, hal itu mengacu pada data dari Pemerintah provinsi setempat.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap percepatan penanganan Stunting tersebut, UPZ Bank Kalsel bersama UPZ Bakti Bersama, berkolaborasi memberikan bantuan dana untuk peningkatan asupan gizi kepada anak stunting.
Dana bantuan tersebut nantinya akan disalurkan dalam bentuk vitamin, susu, biskuit, kacang hijau, telur, dan kebutuhan lainnya, yang akan diberikan selama Enam bulan.
Bantuan, secara simbolis diserahkan oleh Direktur UPZ Bank Kalsel, Fajri Muhtadi kepada Wakil Ketua UPZ Bakti Bersama, Marhusin, di Kantor UPZ Bank Kalsel di Banjarmasin.
Kemudian bantuan tersebut nantinya akan diserahkan langsung kepada anak stunting di Desa Berangas Timur dan Berangas Tengah, yang telah masuk dalam daftar penerima.
Direktur UPZ Bank Kalsel, Fajri Muhtadi menyampaikan, Stunting merujuk pada kondisi pertumbuhan tubuh yang tehambat, atau gagal tumbuh pada anak yang di akibatkan kurangnya asupan makanan bergizi.
Berbagai upaya percepatan penanganan stunting, juga telah dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari Pemerintah pusat dan daerah, dengan melibatkan berbagai unsur Masyarakat, komunitas dan juga swasta, melalui berbagai program inovasi penanganan, antara lain adalah program Bapak Asuh Anak Stunting, pemberian dua telur setiap hari, dan program lainnya.
Melalui program Bapak Asuh Anak Stunting tersebut, pemerintah melibatkan Swasta dan Masyarakat baik perorangan maupun kelompok, untuk bersama sama, keroyokan memberikan bantuan kepada para penderita Stunting.
Berkat kerja keras dan berbagai inovasi yang telah di jalankan pada tahun 2022, Kalsel berhasil menurunkan angka stunting dari 30 persen di tahun 2021, menjadi 24,6 persen, berdasarkan data Survei status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.