Bengaluru (ANTARA) - Harga minyak mencapai level tertinggi dalam 10 bulan pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), dan membukukan kenaikan mingguan ketiga karena terbatasnya pasokan yang dipicu oleh pengurangan produksi Arab Saudi dikombinasikan dengan optimisme seputar permintaan China mengangkat minyak mentah.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November, terangkat 23 sen atau 0,3 persen menjadi menetap di 93,93 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Oktober, menguat 61 sen atau 0,7 persen menjadi ditutup pada 90,77 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Kedua kontrak tersebut diperdagangkan pada level tertinggi 10 bulan untuk sesi kelima berturut-turut, dan naik sekitar 4,0 persen dalam basis mingguan.
Harga minyak juga berada di jalur kenaikan kuartalan terbesar sejak invasi Rusia ke Ukraina pada kuartal pertama pada tahun 2022.
Kekhawatiran pasokan terus menjadi pendorong harga sejak Arab Saudi dan Rusia bulan ini mengumumkan perpanjangan pengurangan pasokan gabungan sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun ini, kata Fiona Cincotta, analis di City Index.
Baca juga: Harga minyak capai tertinggi 10 bulan di sesi awal perdagangan Asia
Baca juga: Minyak bersiap naik minggu ketiga karena data ekonomi China yang kuat
Data produksi industri dan penjualan ritel yang lebih baik dari perkiraan di China juga telah mendorong harga minyak pada minggu ini, dengan kondisi ekonomi negara tersebut dianggap penting untuk permintaan minyak selama sisa tahun ini, Cincotta menambahkan.
Data pada hari Jumat (15/9) menunjukkan pemrosesan kilang-kilang minyak China meningkat hampir 20 persen dari tahun sebelumnya karena prosesor mempertahankan tingkat kinerja yang tinggi untuk memanfaatkan tingginya permintaan global terhadap produk minyak.
Analis Third Bridge Peter McNally mengemukakan bahwa ekspektasi produksi minyak AS yang moderat juga telah mendorong harga dalam beberapa pekan terakhir.
"Pertumbuhan pasokan dari AS tampaknya terbatas karena produsen di sana telah menurunkan aktivitas pengeboran hampir 20 persen dari puncak tahun lalu," kata McNally.
Menurut data, jumlah rig minyak AS bertambah 2 minggu ini menjadi 515 rig, terbesar sejak April, data dari perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes menunjukkan pada hari Jumat (15/9). Namun, dibandingkan tahun lalu, jumlah rig minyak turun 84 unit.
Baca juga: Harga minyak naik ke tertinggi 2023, Brent 93,70 dolar AS per barel
Baca juga: Emas menguat didukung melemahnya dolar AS
Baca juga: Dolar AS melemah saat sentimen konsumen menurun
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: D.Dj. Kliwantoro