Houston (ANTARA) - Harga minyak turun pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) akibat lonjakan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan dan rekor produksi di negara produsen terbesar dunia tersebut, serta sementara kekhawatiran terhadap permintaan minyak di Asia meningkat.
"Aktivitas pasokan AS merupakan hambatan bagi pasar dan AS merupakan masalah bagi OPEC+," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York, seraya menambahkan bahwa menurutnya Arab Saudi tidak dapat memangkas lebih banyak produksi untuk mendongkrak harga, dikutip dari Reuters.
Minyak mentah berjangka Brent turun 1,29 dolar AS atau 1,6 persen ke posisi 81,18 dolar AS per barel, sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 1,6 dolar AS atau 2 persen menjadi 76,66 dolar AS per barel.
Kontrak bulan depan WTI juga lebih rendah dibandingkan bulan kedua, untuk pertama kalinya sejak Juli. Harga minyak enam bulan ke depan juga tampak siap untuk naik di atas kontrak bulan depan.
Badan Informasi Energi AS (EIA) mencatat stok minyak mentah AS naik 3,6 juta barel pada pekan lalu menjadi 421,9 juta barel, jauh melebihi ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan 1,8 juta barel.
Data mingguan pemerintah, yang tidak dipublikasikan minggu lalu karena peningkatan sistem, juga menunjukkan produksi minyak mentah AS bertahan pada rekor 13,2 juta barel per hari yang dicapai pada Oktober.
Pengekspor minyak utama Saudi dan Rusia, bagian dari OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, mengatakan bulan ini mereka akan melanjutkan pengurangan produksi minyak sukarela tambahan hingga akhir tahun.
Stok bensin AS menunjukkan permintaan yang kuat dengan penurunan mengejutkan sebesar 1,5 juta barel pada minggu lalu. Persediaan solar turun lebih dari yang diperkirakan sebesar 1,4 juta barel.
Badan Energi Internasional pada Selasa (14/11/2023) bergabung dengan OPEC dalam menaikkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun ini, meskipun terdapat proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di banyak negara besar.
Produksi kilang minyak China menurun pada Oktober dari nilai tertinggi bulan sebelumnya karena melemahnya permintaan bahan bakar industri dan menyempitnya margin penyulingan.
Namun, aktivitas ekonomi negara tersebut meningkat pada Oktober karena keluaran industri meningkat lebih cepat dan pertumbuhan penjualan ritel melampaui ekspektasi.
Sementara itu, perekonomian Jepang mengalami kontraksi pada Juli-September, menghentikan ekspansi dua kuartal berturut-turut karena lemahnya konsumsi dan ekspor.
Di AS, penjualan ritel turun pada Oktober untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan.
Para diplomat Uni Eropa (UE) mengatakan kapal tanker minyak Rusia tidak menjadi sasaran usulan Komisi Eropa untuk memperketat penerapan batasan harga minyak mentah negara tersebut.
Sebelumnya, Financial Times melaporkan bahwa Denmark akan ditugaskan untuk memeriksa dan kemungkinan memblokir kapal tanker Rusia yang berlayar melalui perairannya berdasarkan rencana baru UE sebagai cara untuk menerapkan batasan harga 60 dolar AS per barel pada minyak mentah Moskow.
Baca juga: Beijing pastikan jalur pipa migas China-Myanmar aman dari konflik
Baca juga: Minyak naik didorong aksi "short covering" jelang akhir pekan
Baca juga: Minyak naik, ada kekhawatiran permintaan dan risiko geopolitik pudar
Penerjemah: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto