Jakarta (ANTARA) - Gerakan Maju Tani memaparkan konsep Meta Farming agar generasi muda mau menjadi petani dan juga pihak lain tertarik untuk bertani namun tidak tahu caranya.
"Gerakan ini bukan hanya difokuskan di Jakarta tapi juga di kota-kota lain di Indonesia," kata Inisiator Gerakan Maju Tani Erwin Gunawan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Dirinya berharap semakin banyak yang mau bergabung dengan Gerakan Maju Tani dan mau bertani dengan konsep Meta Farming. Upaya ini diharapkan bisa meningkatkan jumlah petani muda di Indonesia.
Menurut Erwin, masalah krisis pangan dunia sudah di depan mata dan tidak bisa diserahkan ke Pemerintah saja, sehingga ini menjadi masalah bersama yang harus diatasi dengan partisipasi setiap warga Indonesia dan menjadi tanggung jawab semua.
Oleh sebab itu Gerakan Maju Tani ingin melibatkan seluruh anak bangsa untuk berkontribusi sekecil apapun itu dalam menyelesaikan masalah ini.
"Dengan adanya masalah lahan terbatas, jumlah petani berkurang tentu akan mempengaruhi ketahanan pangan. Karena itu Gerakan Maju Tani ini mengajukan konsep Meta Farming di mana semua orang bisa menjadi petani meski tidak memiliki lahan," kata Erwin.
Meta Farming ini memanfaatkan teknologi untuk membantu orang-orang yang berminat untuk menjadi petani. Meta Farming adalah platform online di mana semua orang bisa terlibat dalam pertanian. Melalui aplikasi ini, mereka yang tertarik untuk bertani bisa bercocok tanam di lahan yang sudah disiapkan oleh Meta Farming.
Berdasarkan hasil survei Jakpat, hanya 6 dari 100 generasi Z berusia 15-26 tahun yang ingin bekerja di bidang pertanian. Ada sejumlah alasan mengapa banyak generasi Z yang tak ingin bekerja di bidang pertanian antara lain pendapatan kecil, penuh risiko dan tidak menjanjikan.
Rendahnya minat pemuda bekerja di sektor ini pun membuat Indonesia harus puas berada di urutan keenam negara dengan proporsi tenaga kerja pertanian tertinggi di Asia Tenggara.
Menurut ASEAN Statistics Division, proporsi tenaga kerja pertanian di Indonesia sebesar 29,8 persen pada 2020. Posisi Indonesia berada di bawah Kamboja dengan proporsi tenaga kerja pertanian sebesar 32.1 persen, sedangkan, Myanmar menjadi negara yang memiliki proporsi tenaga kerja pertanian paling tinggi di Asia Tenggara, yakni 48,9 persen.
Baca juga: Regenerasi petani dinilai jadi kunci modernisasi pertanian
Baca juga: Program Satu Juta Petani, pemerintah didorong berdayakan Pemuda
Baca juga: Kementan meluncurkan BUPK cetak pebisnis pertanian dan petani muda
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Kelik Dewanto