Kepala BPMP Kalsel Yuli Haryanto dalam keterangan tertulis diterima di Kota Banjarbaru, Ahad menyebutkan, kegiatan digelar di Kota Banjarmasin selama tiga hari sejak Rabu (30/8) hingga Jumat (1/9).
"Kegiatan bertujuan memberikan kesempatan sekolah-sekolah yang menjadi piloting pelaksana kombel untuk menyampaikan kendala yang dihadapi dalam merintis termasuk berbagi cerita dan kesan," ujar Yuli.
Diketahui, kombel adalah singkatan komunitas belajar yang merupakan wadah guru-guru maupun tenaga pendidik berkumpul bersama yang memiliki tujuan yang sama yakni untuk murid, murid, dan murid.
Menurut Yuli, kegiatan dirintis kurang lebih 9 bulan dan di Provinsi Kalsel hanya tiga kabupaten/kota saja yang menjadi contoh pembentukan yakni Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
"Kami berterima kasih kepada tiga pemda yang menjadi piloting dan mendukung kegiatan termasuk provinsi. Semoga menjadi contoh bagi kabupaten dan kota lainnya di Kalsel," harapnya.
Yuli menuturkan, jumlah satuan pendidikan setiap kab/kota yang menjadi piloting kegiatan kombel adalah 10 satuan pendidikan dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD, SMP hingga SMA.
Kegiatan refleksi ini juga didampingi narasumber pusat yakni Spesialis Senior Pelatihan Sekolah Ditjen GTK Kemdikbudristek Sri Kurnianingsih, dan Kepala BGP Provinsi Kalimantan Selatan, Abdul Kamil Marisi.
"Kami apresiasi dan mendukung komunitas belajar ini dan berharap bisa kami berkolaborasi wujudkan kombel dalam sekolah ramah guru," ujar Kadisdik Banjarmasin Nuryadi yang hadir dalam kegiatan itu.
Ditekankan Nuryadi, kombel menjadi salah satu forum khusus yang dapat membantu menyelesaikan masalah dalam pembelajaran, sebagai wujud kolaborasi antarguru sehingga lebih terbuka memecah permasalahan.
"Kombel dalam sekolah merupakan jantungnya Implementasi Kurikulum Merdeka dan bentuk dukungan kami adalah selalu mendampingi satuan pendidikan dalam melaksanakan kombel," ungkapnya.
Saat kegiatan, semua peserta berbaur menjadi satu dan dibuat sangat menyenangkan dan santai, tidak ada beban dan tekanan. Setiap pergantian sesi diakhiri permainan (kahoot.it) dan ice breaking.
Diakhir kegiatan, menampilkan hasil karya peserta sebagai wujud semua terlibat dalam refleksi dan saling berkolaborasi untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila di Bumi Kalimantan Selatan.
"Senang sekali mengikuti kegiatan dan kami menjadi tahu apa yang harus dilakukan saat mendampingi sekolah-sekolah binaan kami dalam peningkatan kompetensi guru," ujar satu peserta pengawas sekolah.