Banjarmasin (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meningkatkan literasi keuangan bagi masyarakat pada era digital, guna mendorong kesejahteraan dan menghindari dari kerugian akibat kejahatan digital.
Kepala OJK Regional 9 Kalimantan Darmansyah menyatakan hal itu melalui keterangan tertulis Humas Bank Kalsel di Banjarmasin, Selasa.
Baca juga: OJK Kalimantan: Desa wisata di Balangan perlu didukung
Diungkapkan Darmansyah, data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan jumlah pengguna internet di Indonesia pada periode 2022-2023 mencapai 215,63 juta orang atau 78,19 persen dari total populasi penduduk Indonesia.
Darmansyah menyebutkan penggunaan internet yang tinggi merubah pola perilaku masyarakat semakin bergantung pada layanan digital termasuk sektor jasa keuangan. Namun tingkat literasi yang rendah menyebabkan kerawanan terhadap kejahatan digital masih relatif tinggi.
“Terdapat 34,47 responden yang tidak mengetahui upaya untuk menjaga keamanan data pribadinya dan terdapat 66,82 persen responden yang belum pernah mengganti password akunnya,” kata Darmansyah.
Baca juga: Bank Kalsel diminta ikuti perkembangan zaman guna layani nasabah
Lebih lanjut Darmansyah, menerangkan masih terdapat ketimpangan tingkat literasi keuangan sebesar 49,68 persen dan inklusi keuangan yang cukup besar sekitar 85,10 persen pada 2022 dari sisi konsumen/masyarakat.
"Itu menandakan bahwa sebagian masyarakat yang menggunakan produk dan layanan keuangan masih belum memiliki pemahaman yang memadai akan produk dan layanan yang digunakan, " kata Darmansyah.
OJK tingkatkan literasi keuangan guna cegah kejahatan digital
Rabu, 2 Agustus 2023 22:24 WIB