Kepala KPw BI Kalsel Fadjar Majardi mengatakan capaian inflasi ini utamanya disebabkan oleh normalisasi kebijakan diskon tarif listrik sebesar 50 persen untuk pelanggan dengan daya 2200 VA ke bawah yang telah berakhir terutama untuk pelanggan prabayar.
Baca juga: Kalsel kemarin dari ekonomi kreatif hingga inflasi
“Dari lima kabupaten kota indeks harga konsumen (IHK), inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Kotabaru sebesar 3,16 persen (mtm) dan terendah di Kota Banjarmasin mencapai 1,13 persen (mtm),” ucap Fajar di Banjarmasin, Jumat.
Sementara itu, Fadjar juga mengatakan, tiga daerah IHK lainnya, yakni Kabupaten Tabalong 1,31 persen, Hulu Sungai Tengah 2,40 persen, dan Tanah Laut 2,06 persen.
Di sisi lain, dijelaskan dia, jika komoditas angkutan udara menjadi penahan inflasi Maret, sejalan dengan kebijakan diskon tarif tiket pesawat sebesar 13-14 persen menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 1446 H.
Baca juga: BI Kalsel petakan cara kendalikan inflasi dari hulu ke hilir
Pengendalian inflasi ini atas sinergitas KPw BI Kalsel bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalsel, serta mitra strategis yang akan terus melakukan sinergi dan kolaborasi guna menjaga stabilitas inflasi di Banua, Kalsel.
Fadjar kembali menjelaskan, rata-rata tiga tahun ini mencapai 0,77 persen (mtm) dan 4,26 (yoy), sebagaimana pada Maret 2024 mencapai 0,62 persen (mtm) dan 2,58 persen (yoy). Sementara pada Februari 2025 mencapai -0,39 persen (mtm) dan 0,25 persen (yoy).
“Langkah pengendalian ini, TPID Kalsel melaksanakan operasi pasar atau pasar murah sebanyak 99 titik di berbagai daerah di Kalsel, termasuk juga panen raya padi serentak di delapan kabupaten di Kalsel yang mencapai total luas 20 ribu hektare,” tuturnya.
Baca juga: Gubernur Kalsel puji inovasi perkebunan Polda Kalsel di lahan gambut