Barabai, Hulu Sungai Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Pemkab HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) melaksanakan keberlanjutan program Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait pembagian 10 juta Bendera Merah Putih kepada masyarakat Indonesia.
Pemkab HST memulai pencanangan program tersebut usai melaksanakan penyerahan bendera secara simbolis kepada Karang Taruna Kabupaten HST dirangkaikan dengan pelaksanaan sosialisasi peningkatan wawasan kebangsaan terhadap 80 orang pemuda Karang Taruna tersebut.
“Sosialisasi wawasan kebangsaan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air terhadap ideologi bangsa yakni Pancasila,” kata Bupati HST Aulia Oktafiandi di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Rabu.
Aulia menyebutkan pemerintah daerah bertanggungjawab untuk menyiapkan generasi muda yang memiliki wawasan kebangsaan serta memiliki disiplin yang tinggi.
“Kegiatan ini adalah salah satu upaya menyiapkan pemuda menjadi pemimpin masa depan,” ucapnya.
Dia menuturkan wawasan kebangsaan dapat dideskripsikan sebagai cara pandang bangsa tentang jati diri lingkungan sekitar yakni mengutamakan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat
Ia mengungkapkan perjuangan para pendahulu bangsa harus dijadikan sebagai inspirasi dan motivasi untuk berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia.
Lebih lanjut, Aulia menekankan kepada para peserta yang diberikan sosialisasi wawasan kebangsaan agar mampu meningkatkan solidaritas melalui materi kebangsaan yang telah disampaikan oleh para narasumber.
Kegiatan tersebut mengambil tema “Menumbuhkan kembali wawasan kebangsaan, cinta tanah air dan ideologi pancasila serta jati diri bangsa" dengan narasumber dari beberapa forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Kabupaten HST.
Sementara itu, Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten HST Mardiyono selalu pelaksana mengatakan kegiatan tersebut akan dilaporkan ke Kemendagri sebagai bentuk partisipasi dan dukungan Kabupaten HST terhadap program peningkatan wawasan kebangsaan.
“Pemerintah berupaya untuk menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara di daerah,” demikian Mardiyono.
