Ketua Kelompok Pengrajin Arguci Berkat Bunda Yuliati, menyampaikan terima kasih atas bimbingan dan dukungan yang diberikan Politeknik Negeri Banjarmasin kepada para pengrajin dan berharap kegiatan ini dapat ditindaklanjuti di masa akan datang.
Dr. M. Arif Budiman sebagai bagian dari tim pengabdian Poliban berharap agar pemerintah dapat lebih memberikan dukungan untuk kerajinan airguci dalam bentuk kebijakan dari sisi permintaan (demand side), yaitu dengan lebih memasyarakatkan penggunaan hasil sulam airguci sebagai wrisan budaya Banjar untuk aktivitas perkantoran, lembaga pendidikan, dan beragam kegiatan masyarakat lainnya.
Dengan meningkatnya permintaan pasar ini, maka diharapkan industri kerajinan airguci ini dapat tumbuh dan berkembang.
Selain itu, peningkatan kemampuan dan kreatifitas para pengrajin melalui berbagai pelatihan/workshop, terutama dengan mengadopsi pendekatan kekinian pun diyakini juga dapat meningkatkan perkembangan industri ini.
Sementara itu, sulam Airguci adalah kerajinan tangan khas di Banua Banjar yang telah ada sejak ratusan tahun silam.
Pada awalnya sulam arguci hanya dikenakan oleh kaum bangsawan Kerajaan Banjar sebagai simbol kebangsawanan dan dipakai hanya pada kegiatan-kegiatan adat dan keagamaan di kerajaan, namun saat ini penggunaannya sudah semakin luas dan tidak terbatas hanya untuk busana saja, melainkan juga untuk hiasan dinding, kaligrafi, sarung bantal, tempat tissue, dan berbagai produk souvenir lainnya.
Hanya saja, keunikan dan kekhasan sulam airguci sebagai produk kerajinan warisan leluhur ini ternyata tidak berbanding lurus dengan penerimaan pasar.
Di tengah maraknya industri kerajinan yang menawarkan beragam pilihan dewasa ini, para pengrajin kerajinan airguci menghadapi tantangan yang cukup berat, terutama dalam aspek pemasaran dan ketersediaan bahan baku.
Hal ini pada gilirannya menyebabkan banyaknya pengrajin yang akhirnya beralih profesi dan menekuni profesi lain karena tuntutan ekonomi.