Banjarmasin (ANTARA) - Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, membuat terobosan baru memanfaatkan manggot untuk menangani sampah organik.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Banjarmasin, Alive Yoesfah Love di Banjarmasin, Rabu, mengatakan manggot yang dihasilkan dari telur lalat hitam (BSF) aktif memakan sampah organik.
Baca juga: DLH Tapin gunakan maggot tekan pemanasan global
Manggot menjalani proses biokonversi yang dapat mendegradasi sampah lebih cepat, tidak berbau, dan menghasilkan kompos organik, serta larva manggot menjadi sumber protein untuk pakan unggas dan ikan.
Menurut Alive, penanganan sampah melalui pengembangbiakan maggot tersebut sudah dilirik Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Banjarmasin.
Program kerja sama antara Pemkot Banjarmasin dan HIPMI tersebut dikatakan sebagai program bank sampah organik dengan mengumpulkan sampah organik baik yang ada di hotel, rumah makan dan restoran maupun rumah penduduk.
Rencananya, kerja sama tersebut ada empat jenis pemanfaatan sampah organik menghasilkan maggot, yaitu diolah tepung maggot yang sangat baik untuk pakan ternak, atau minyak maggot untuk berbagai bahan keperluan, salah satunya adalah untuk bahan kosmetika.
Baca juga: Bantuan alat pemilah sampah dukung budi daya Maggot Desa Murung Ilung
"Jangan heran jika ada bahan kosmetik yang digunakan oleh perempuan, lalu muka perempuan tersebut menjadi lebih cerah dan cantik atau glowing, kosmetik tersebut berasal dari minyak dari ulat maggot," katanya.
Menurut mantan pejabat eselon II Pemkab Balangan tersebut, permintaan akan produk olahan ulat maggot begitu besar, sekarang ini saja ada 2500 kilogram per bulan permintaan itu datang dari pulau Jawa, belum lagi permintaan dari luar negeri.
Oleh karena itu, usaha menternakkan maggot mencari peluang usaha yang menjanjikan sekaligus mampu menangani persampahan, khususnya sampah organik tersebut, tambahnya.
Baca juga: Maggot sebagai bahan pakan ikan bersifat nirlimbah