Tim Pemkab Banjar yang dipimpin Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ikhwansyah didampingi Tim Satuan Tugas Pangan dan TPID Banjar mengikuti rakor virtual tersebut di Martapura, Selasa.
Inspektur Jenderal Kemendagri Tomsi Tahir Balaw yang memimpin rakor mengimbau pemerintah daerah mewaspadai kenaikan harga bahan pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.
Menurut Tomsi, pemerintah kabupaten/kota yang belum mengirimkan data operasi pasar murah dan sidak pasar segera mengirimnya karena dibutuhkan untuk pemetaan penanganan inflasi daerah di wilayahnya.
"Bagi kepala daerah yang tidak mengirimkan data, maka akan dianggap kebutuhan komoditas menjelang lebaran telah terpenuhi," ujar Tomsi melalui layar monitor yang disimak peserta rakor.
Deputi Bidang Statistik Disribusi dan Jasa Puji Ismartini menjelaskan, inflasi di bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1444 Hijriah sejak awal Maret 2023 lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Puji meminta waspadai kenaikan harga beberapa komoditas yang terdampak tingginya permintaan menjelang Idul Fitri, seperti tarif angkutan udara, daging sapi dan daging ayam ras, bawang merah maupun komoditas lainnya.
"Seluruh daerah terjadi inflasi dan diharapkan masyarakat waspada terhadap kenaikan harga dipicu tingginya permintaan. Diharapkan kebutuhan bahan pokok masyarakat terpenuhi," kata dia.
Di sampaikan Puji, pada Maret 2023 sebanyak 65 kota mengalami inflasi, 23 kota mengalami deflasi. Di Pulau Jawa inflasi tertinggi di Sumenep 0.67 persen, sedangkan di Kalimantan yakni Tanjung sebesar 0,93 persen.
Menurut laporan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kemendagri, komoditas utama yang mempengaruhi perubahan indeks perkembangan harga, yaitu cabai rawit.
Cabai rawit mengalami kenaikan harga di 143 kabupaten/kota, beras menyumbang kenaikan di 98 kabupaten/kota, sedangkan cabai merah penyumbang penurunan harga di 113 kabupaten/kota.