Djauddin di Banjarmasin, Minggu, menyebutkan data sebanyak 7.556 kasus yang baru ditemukan karena mengidap penyakit menular akibat infeksi bakteri tersebut sesuai penelusuran pada 2022.
Baca juga: Plt Bupati HST Dukung Percepatan Eleminasi TBC
Baca juga: Plt Bupati HST Dukung Percepatan Eleminasi TBC
Djauddin menuturkan Pemprov Kalsel dengan Dinas Kesehatan kabupaten/kota menelusuri pengidap penyakit TBC yang berpotensi serius mempengaruhi paru tersebut, karena terindikasi banyak yang belum terdeteksi.
"Sebab targetnya sebanyak 16.080 kasus ditemukan di Kalsel," papar Diauddin.
Djauddin mengungkapkan penanganan kasus penyakit TBC ini dilakukan serius, karena berdasarkan Indonesia menduduki nomor dua terbanyak kasus TBC di dunia setelah India.
Karenanya, kata Diauddin, dunia melalui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan bebas penyakit TBC pada 2050.
Baca juga: Tanah Bumbu percepat pembentukan tim penanggulangan TBC
Baca juga: Tanah Bumbu percepat pembentukan tim penanggulangan TBC
"Indonesia juga berkomitmen mengeliminasi TBC pada tahun 2030," ujarnya.
Untuk mencapai ini, ungkap Diauddin, tentunya tidak bisa dilakukan instansi kesehatan milik pemerintah saja, namun juga dari swasta untuk sama-sama mengatasi masalah penularan penyakit TBC ini.
Dia pun menghimbau bagi masyarakat yang keluarganya atau orang terdekatnya terindikasi mengidap penyakit TBC agar dibawa ke rumah sakit atau tempat kesehatan lainnya agar segera diobati.
Sebab, ucap dia, penyakit TBC bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat sesuai yang dianjurkan dokter.
Sebagaimana diketahui, pasien dengan gejala aktif akan membutuhkan perjalanan pengobatan panjang yang melibatkan beberapa antibiotik.
Baca juga: Presiden targetkan Indonesia bebas TBC tahun 2030
Baca juga: Presiden targetkan Indonesia bebas TBC tahun 2030