Wali Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, H Ibnu Sina menyatakan, Museum Kayuh Baimbai yang baru diresmikannya hari ini di Jalan Teluk Kelayan, Banjarmasin Selatan, jadi tempat edukasi 5 abad berdirinya Kota Banjarmasin.
Menurutnya, Kota Banjarmasin yang didirikan pada 24 September 1526 pada saat berdirinya kesultanan Banjar sudah hampir memasuki 5 abad, atau tepatnya tahun 2026, sehingga harus ada tempat khusus menyimpan sejarah itu.
"Hari ini sudah kita resmikan tempat khusus itu, namanya Museum Kayuh Baimbai Kota Banjarmasin yang berisikan tentang sejarah kota," ujar Ibnu Sina di Banjarmasin, Rabu.
Dia berharap museum tersebut menjadi sarana edukasi bagi masyarakat dan warisan untuk anak cucu tentang usia Banjarmasin yang tidak lama lagi mencapai 5 abad.
"Ini sejarahnya harus kita rawat, kita jaga dan mudah-mudahan museum ini bisa menjadi salah satu wujud kebanggaan kita, karena sebuah kota punya peradaban, sebuah kota yang punya sejarah itu biasanya tersimpan di museum," terangnya.
Baca juga: Banjarmasin Sasirangan Festival ditarget datangkan 75 ribu wisatawan
Baca juga: Banjarmasin Sasirangan Festival ditarget datangkan 75 ribu wisatawan
Karena koleksi benda-benda bersejarah belum banyak, Ibnu Sina pun menyampaikan kepada masyarakat yang ingin menitipkan benda-benda pusaka yang bernilai sejarah kota ini, bisa ditempatkan di Museum Kayuh Baimbai Kota Banjarmasin tersebut.
"Tentunya nanti kita akan dikurasi oleh tim, kalau memang punya sejarah kita akan tempatkan di sini. Nah kami juga akan lengkapi di sini dengan sarana tv untuk menyaksikan tayangan-tayangan sejarah Banjarmasin," ujarnya.
Pemkot Banjarmasin membangun Museum Kayuh Baimbai dari sebuah rumah kuno khas Banjar yang dibeli dari ahli warisnya, berada di lokasi Siring Sungai Martapura Muara Kelayan, Banjarmasin Selatan.
Pemkot Banjarmasin merenovasi bangunan tersebut dengan anggaran sekitar Rp3,8 miliar menggunakan APBD tahun 2022.
Untuk museum yang dimiliki Pemkot Banjarmasin memang baru satu ini, namun keberadaan museum di kota berjuluk Kota Seribu Sungai tersebut ada satu lagi milik Pemprov Kalsel bernama Museum Waja Sampai Kaputing (Wasaka) dengan koleksi 500 benda bersejarah perjuangan rakyat Kalsel.
Museum ini berdiri di Kampung Kenanga RT 14, Gang H Andir, Jalan Sultan Adam, Sungai Jingah di Banjarmasin Utara.