Kotabaru (ANTARA) - Sarana transportasi air, Kapal angkutan orang tujuan antarpedesaan dalam Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, dari ibukota Kotabaru menuju Tanjung Semalantakan, Desa Rampa, hingga ke Bakau, sepi penumpang akibat tergerus oleh pemakaian alat transportasi darat.
"Penumpang sangat berkurang dua tahun terakhir ditambah akibat pandemi, tapi sekarang juga masih kurang walau pandemi sudah melandai," kata anak buah kapal ( ABK ) Berkas Safaat 3 Masliansyah di Kotabaru, Sabtu
Menurut dia, dua tahun terakhir mengalami penurunan penumpang diakibatkan berkurangnya masyarakat melakukan perjalanan menggunakan angkutan kapal.
"Sebelum pandemi biasa kami membawa penumpang sampai 200 orang, ini tadi kami membawa cuman 26 orang," ujarnya
Ia menduga penurunan jumlah penumpang diakibatkan enggannya sebagian masyarakat menggunakan transportasi air, dan lebih memilih menempuh jalur darat.
"Ini berimbas pada biaya operasional yang kami keluarkan tidak sebanding dengan pendapatan," katanya
Menurut Masliansyah perjalanan dari ibukota Kotabaru menuju Bakau, Kecamatan Pamukan Utara, di tempuh kurang lebih selama 24 jam dengan kapal kayu bermesin ganda dengan tarif sekali jalan Rp55.000.
"Langganan kami sekarang hanya para pedagang dan sebagian masyarakat yang ingin berbelanja ke Kabupaten Kotabaru," pungkas Masliansyah
Sementara itu Kepala Desa Bakau, Rifki Hamdani, menuturkan, sebagian masyarakat enggan pergi ke ibukota Kotabaru disebabkan jarak tempuh terlalu jauh.
"Sekarang masyarakat lebih memilih berbelanja kebutuhan pokok ke Grogot ( Kaltim), karena jaraknya lebih dekat," Kata Rifki Hamdani.
Ia menuturkan perjalanan ke Kabupaten Grogot ditempuh dengan jalur darat kurang lebih 3 jam atau jarak tempuh 93 kilometer maka akan lebih ekonomis.