Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhammad Syaripuddin atau akrab dengan sapaan Bang Dhin berpendapat, pekan olahraga provinsi (Porprov) ajang atlet lokal untuk menghasilkan atau menuai prestasi.
Ia mengemukakan pendapatnya melalui telepon seluler saat masih berada di Jakarta, malam Sabtu sehubungan pelaksanaan Porprov XI Kalsel di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) yang pembukaannya oleh Gubernur setempat H Sahbirin Noor, 5 November 2022.
"Sejatinya Porprov momentum untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pembinaan atlet di setiap daerah sebagai sebuah impian besar," ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VI/Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) tersebut.
Menurut dia, impian besar tersebut tentunya berada di genggaman atlet-atlet yang merupakan putra asli daerah. Kesempatan unjuk gigi di ajang multievent olahraga terbesar di tingkat provinsi akan membuka peluang mereka tampil pada ajang lebih besar seperti Pekan Olahraga Nasional (PON).
"Namun, atas nama gengsi dan harga diri antardaerah, hal tersebut kadang terabaikan. Cara instan dengan mendatangkan pemain dari luar daerah guna mendulang prestasi kerap kali menjadi jalan pintas," ujarnya.
Sedangkan esensi utama dari sebuah pembinaan mulai bias, sekaligus menghambat peluang regenerasi putera daerah di bidang keolahragaan, lanjut mantan anggota DPRD "Bumi Bersujud" Tanbu tersebut.
"Kenyataan tersebut rupanya tidak berlaku bagi Bumi Bersujud Tanbu - kabupaten yang berdiri 8 April 2003. Tetap menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas, dan meyakini bahwa berproses itu jauh lebih penting daripada mengejar prestasi dengan menghalalkan segala cara," tambahnya.
Politikus muda taersebut menyatakan, seperti pada Porprov XI di HSS, Tanbu tetap mempercayakan potensi atlet lokal untuk mengarungi perhelatan itu terutama cabang olahraga (Cabor) sepakbola dan futsal.
Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Tanah Bumbu, M Syaripuddin mengharamkan adanya atlet "ilegal"@@ berpartisipasi di ajang sekelas Porprov.
"Pertama kita bicara mentalitas atlet itu sendiri. Pemain lokal jelas dia akan lebih militan dan mati-matian membela tanah kelahirannya. Beda dengan atlet luar yang didatangkan dengan iming-iming materi," kata Bang Dhin tersebut.
Hal lain yang perlu digarisbawahi, menurut penggemar olahraga bola tersebut, muara dari sebuah pembinaan itu sendiri. Para atlet yang berprestasi di Porprov nanti diproyeksikan untuk tampil di PON.
"Bayangkan, pemain luar itu nantinya akan kesulitan menembus PON karena terhalang administrasi. Meskipun berprestasi di Porprov, tak ada artinya jika tidak bisa mengharumkan nama Kalsel di PON. Ini kan artinya mematikan pembinaan dan regenerasi atlet berprestasi," tambahnya.
Mengenai potensi pemain lokal Bumi Bersujud Tanbu yang diturunkan di Cabor sepakbola dan futsal pada Porprov XI HSS 2022, Bang Dhin justru memberikan apresiasi positif.
"Apapun hasilnya, kita tetap bangga. Ternyata prestasi pemain lokal tidak kalah dengan tim yang menggunakan pemain luar,” sindirnya tanpa menyebut daerah yang diduga membawa atlet elegal.
"Kita berharap Porprov menjadi pesta olahraga atlet lokal. Porprov adalah ajang atlet lokal untuk berkompetisi dan menuai prestasi,” demikian Bang Dhin.