"Momentum Hari Santri Nasional kami isi dengan apel kebangsaan yang diikuti ratusan santri," ujar Pengasuh Ponpes RMA KH Muhari yang sekaligus menjadi pemimpin apel di halaman ponpes, Ahad.
Menurut Gus Muha, sapaan akrab Muhari, tema kegiatan sesuai tema HSN "Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan" yang bermakna santri dalam sejarah selalu terlibat aktif di setiap fase perjalanan Indonesia.
Ditekankan, saat negara Indonesia memanggil, santri tidak pernah mengatakan tidak dan mereka dengan berbagai latar belakang siap sedia, mendarmabaktikan hidupnya bagi bangsa dan negara.
"Mereka tidak asyik dengan dirinya sendiri, tetapi terlibat secara aktif di dunia perpolitikan, dunia pendidikan, bidang sosial, ekonomi dan ilmu pengetahuan, selain juga agama tentunya," ucap Gus Muha.
Ia mengatakan, catatan-catatan sejarah tersebut menunjukkan santri dengan segala kemampuannya bisa menjadi apa saja sehingga tidak lah tepat mengasosiasikan santri di bidang ilmu keagamaan saja.
"Santri sekarang telah merambah ke berbagai bidang profesi, memiliki keahlian bermacam-macam, bahkan mereka menjadi pemimpin negara, namun tetap tidak melupakan tugas utama menjaga agama," pesannya.
Dikatakan, santri mengedepankan nilai-nilai agama dalam setiap perilaku dan agama bagi seorang santri adalah mata air yang selalu mengalirkan inspirasi untuk menjaga dan menjunjung tinggi martabat.
Ketua panitia pelaksana Yatno menambahkan, peringatan HSN bukan milik santri tetapi milik kita semua yakni komponen bangsa yang mencintai tanah air dan teguh menjunjung nilai-nilai kebangsaan.
"Selain apel kebanggaan juga diisi pagelaran seni budaya nusantara yang diikuti santri dari 5 kecamatan, yakni Landasan Ulin, Banjarbaru Selatan, Banjarbaru Utara, Cempaka dan Liang Anggang," katanya.