Bogota, Kolombia (ANTARA) - Sedikitnya 13 orang tewas dan 29 lainnya terluka ketika sebuah bus terjun ke jurang pada Jumat (3/1) di jalan raya Pan-Amerika di Kolombia barat daya, demikian laporan pihak berwenang.
Kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 7 pagi waktu setempat di jalan pegunungan di Narino dekat perbatasan Ekuador, saat bus itu terjun ke jurang sedalam 150 meter (492 kaki).
Pemadam kebakaran mengatakan 11 orang tewas di tempat kejadian, sementara dua orang kemudian dinyatakan meninggal akibat cidera yang diderita mereka.
29 korban luka parah dan sedang dalam pemulihan di delapan rumah sakit. Pengemudi bus termasuk di antara mereka yang terluka.
Pihak berwenang melaporkan bahwa bus itu mengangkut wisatawan yang mengunjungi Tempat Suci Las Lajas, sebuah situs ziarah yang terletak 2.900 meter (1,8 mil) di atas permukaan laut dan dibangun di dalam ngarai Sungai Guaitara -- tujuh kilometer (4,3 mil) dari perbatasan Ekuador.
Gubernur Narino Luis Alfonso Escobar mengaitkan kecelakaan itu dengan keputusan pengemudi untuk menggunakan rute alternatif guna menghindari pembayaran tol.
"Kami menyesalkan kejadian tragis di awal tahun 2025 ini, menimpa pengunjung yang datang dari Cali ke Tempat Suci Las Lajas melalui rute alternatif. Banyak pengemudi yang memilih rute alternatif untuk menghindari pembayaran tol," katanya.
Meskipun penyebab pasti kecelakaan masih dalam penyelidikan, kegagalan mekanis dan kecepatan berlebihan diduga menjadi faktor penyebab musibah tersebut.
Presiden Kolombia Gustavo Petro menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan itu, dengan menyatakan bahwa polisi memimpin operasi tanggap darurat.
“Kami menghadapi bencana jalan raya di Nariño. Sebuah bus wisata pribadi keluar dari jalur, sejauh ini mengakibatkan 11 korban jiwa. Sangat disayangkan. Polisi bertanggung jawab atas operasi darurat,” tulisnya sebelumnya di media sosial X.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Kecelakaan bus wisata Thailand tewaskan 5 orang dan 30 terluka
Baca juga: Dua tewas, 30 lainnya luka-luka dalam kecelakaan bus wisata di Turki
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti