Banjarmasin (ANTARA) - Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) yang juga membidangi pertanian mencarikan solusi mengatasi/membasmi hama tungro pada tanaman padi di provinsinya.
Anggota Komisi II H Karlie Hanafi Kalianda mengemukakan itu saat reses di Kabupaten Barito Kuala (Batola) atau daerah pertanian terserang tungro, sebagaimana informasi melalui telepon seluler yang Antara Kalsel terima, malam Rabu.
Wakil rakyat asal daerah pemilihan (Dapil) Kalsel III/Batola reses pada sepuluh desa di Kecamatan Anjir Pasar antara lain
Desa Mantaren, Gandaria, Ganda Raya, Danau Karya, Banyiur, Anjir Pasar Seberang I, dan Desa Anjir Seberang Pasar II.
"Selama reses delapan hari sejak 11 Oktober lalu, anggota Komisi II yang juga membidangi pertanian itu mendengar keluhan petani karena hasil panen tahun ini berkurang sekitar 80 persen dari tahun sebelumnya akibat serangan tungro," ujar Camat Anjir Pasar Muhammad Yusuf
"Bahkan ada petani yang tidak panen samasekali karena serangan tungro," lanjut Camat Anjir Pasar saat mendampingi anggota DPRD Kalsel tersebut.
Menanggapi hal itu, menurut dia, mungkin bisa mencontoh daerah tetangga, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang membolehkan pembakaran padi terserang tungro dengan luasan terbatas serta dalam pengawasan.
"Mungkin kita bisa mencontoh Kalteng dalam usaha membasmi tungro dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Kalsel," ujar mantan aktivis mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin tersebut.
Selain itu, mungkin perlu mengubah varietas lokal dengan yang unggul atau tanaman padi varietas unggul yang relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
"Sebagaimana halnya petani di Jawa dan Bali menggunakan varietas unggul sehingga relatif tahan serangan hama dan penyakit tanam padi," demikian Karlie Hanafi.