Kepala Bidang Pengembangan Kepariwisataan Dinas Pariwisatra Kota Banjarmasin M Khuzaimi kepada pers di Banjarmasin, Kamis mengakui pihaknya berusaha menambah destinasi wisata, selain destinasi yang memang sudah dikenal sebelumnya.
Oleh karena itu, Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin mengandeng masyarakat, seperti Forum Komunitas Hijau (FKH), Masyarakat Peduli Sungai (Melingai), Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), serta komunitas Sepeda Antik Banjarmasin (Saban) melakukan perjalanan susur sungai.
Perjalanan susur sungai yang dijadwalkan Sabtu 13 Pebruari 2015 tersebut sebanyak sekitar 50 orang dengan rute susur Sungai Martapura, antara pasar terapung Siring Tendean hingga ke pasar terapung Lokbaintan.
Dalam perjalanan tersebut, diharapkan akan terlihat titik-titik potensi destinasi wisata baru yang akan dikembangkan menjadi kawasan wisata, sehingga akan dipublikasikan.
Rute tersebut akan menjadi rute tetap wisata susur sungai di kota yang berjuluk "kota dengan seribu sungai" tersebut yang akan dijual ke paket-paket wisata.
"Insya Allah, kita sediakan sebuah kapal wisata khusus, hasil modifikasi masyarakat Desa Kuin, yakni kapal ferry yang di ubah menjadi kapal wisata, sehingga tentu akan lebih nyaman dibandingkan kapal "klotok" (perahu bermesin) yang digunakan susur sungai selama ini," kata Khuzaimi yang dikenal aktif pula di Forum Komunitas Hijau tersebut.
Sementara itu, Wakil Ketua FKH Banjarmasin Mohamad Ary menambahkan wisata Banjarmasin sebenarnya sudah menggeliat setelah kian dikelolanya wisata perairan dimana adanya pasar terapung Jalan Tendean, adanya siring dengan aneka fasilitas wisata, rumah lanting, serta kampung-kampung yang berada di sisi kiiri dan kanan sungai.
"Kita berharap Banjarmasin akan menjadi kawaswan wisata sungai yang menarik, tak kalah dengan Bangkok, Vinesia, maupun Belanda," katanya seraya berharap segenap masyarakat untuk mendukung program tersebut.
Menyinggung acara susur sungai Sabtu nanti, ia menyebutkan harus pula dimanfaatkan oleh aktivis lingkungan yang tergab ung dalam FKH dan Melingai, Saban dan SBI untuk melakukan kampanye lingkungan dengan masyarakat yang dilalui untuk melestarikan sungai setidaknya tidak membuang sampah ke dalam sungai.
Oleh karena itu ia meminta seluruh anggota aktivis lingkungan menggunakan atribut organisasi, sekaligus membawa spanduk, pamlet dan lainnya yang nadanya mengajak masyarakat untuk menjaga sungai.