Chicago (ANTARA) - Emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), menghentikan penurunan selama dua sesi berturut-turut, karena dolar AS jatuh di tengah data ekonomi Amerika Serikat yang mengecewakan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 5,8 dolar AS atau 0,32 persen, menjadi ditutup pada 1.814,00 dolar AS per ounce. Emas bangkit setelah tergelincir di bawah level 1.800 dolar AS pada awal sesi.
Emas berjangka jatuh 16,4 dolar AS atau 0,9 persen menjadi 1.808,20 dolar AS pada Jumat (13/5/2022), setelah anjlok 29,10 dolar AS atau 1,57 persen menjadi 1.824,60 dolar AS pada Kamis (12/5/2022), dan terangkat 12,7 dolar AS atau 0,69 persen menjadi 1.853,70 dolar AS pada Rabu (11/5/2022).
Baca juga: Emas melayang dekat terendah tiga bulan
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,36 persen menjadi 104,1870.
Indeks kondisi bisnis Empire State Fed New York yang baru dirilis, ukuran aktivitas manufaktur di negara bagian, anjlok 36,2 poin menjadi negatif 11,6 pada Mei. Data ekonomi yang mengecewakan mendukung emas.
"Logam kuning sangat rentan terhadap kenaikan imbal hasil obligasi dan dolar yang lebih kuat baru-baru ini, karena bank sentral dipaksa untuk melakukan tindakan yang jauh lebih agresif," kata seorang analis.
Baca juga: Emas naik 27,9 dolar
Dengan dolar tetap menjadi favorit yang aman dan tekanan yang meningkat pada bank sentral untuk mengatasi inflasi, emas bisa tetap tidak disukai untuk sementara waktu, tambahnya.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 55 sen atau 2,62 persen, menjadi ditutup pada 21,551 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 5,4 dolar AS atau 0,58 persen, menjadi ditutup pada 925,3 dolar AS per ounce.
Emas berjangka terdongkrak 5,8 dolar AS
Selasa, 17 Mei 2022 7:26 WIB