Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Kalimantan Selatan menyerukan untuk bersama-sama menyelematkan intelektual muda dari cengkeraman neokolonialis dan feminis.
Seruan itu pula menjadi tema kongres mahasiswi Islam Kalimantan Selatan (Kalsel) yang digelar Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) di GOR Hasanuddin HM Banjarmasin, Sabtu.
Menurut Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kalsel MHTi Munajah Ulya SH, MH, intelektual muda negeri ini terancam oleh cengkeraman neokolonialis dan feminis yang bisa membahayakan generasi bangsa.
"Oleh sebab itu, sejak dini intelektual muda yang merupakan generasi mendatang harus kita bentengi agar tidak berada dalam cengkeraman neokolonialis dan feminis," ujarnya sebelum memulai kongres mahasiswi Islam tersebut.
Karena, lanjut aktivis muslimah atau perempuan Muslim tersebut, neokolonialis dan feminis bukan saja bertentangan dengan nilai-nilai filosofi Bangsa Indonesia, tapi lebih dari itu Islam tidak membenarkan.
Sementara gerakan neokolonialis dan feminis bisa berkedok agamis atau kegiatan-kegiatan yang seakan menyentuh kepentingan rakyat banyak, seperti kesejahteraan matriil, namun tak sesuai syariah.
Guna menyelematkan intelektual muda tersebut, menurut dia, tidak ada jalan lain, kecuali kembali kepada sistem khilafah yang senantiasa berpedoman pada syariah Islam.
"Hanya dengan sistem khilafah yang hakiki, intelektual muda atau generasi muda bangsa bisa terselamatkan dari cengkeraman kolonialis dan feminis," demikian Munajah Ulya.