Kandangan (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Hulu Sungai Selatan (HSS), H Muhammad Noor didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan H Martha Karya Saputra dan Kepala Dispera KPLH HSS, Ronaldy Putra mengikuti ekspose penanganan pengelolaan air limbah penambangan batubara di Aula Ramu Setda HSS.
Ekspose menghadirkan manajemen dari perusahaan dan badan usaha pertambangan yang beroperasi di wilayah HSS, yakni PT. Antang Gunung Meratus (AGM) dan KUD Karya Murni, yang difasilitasi Dispera KPLH HSS.
"Pada Tahun 2021 lalu untuk progress drainase sudah tercapai 100 persen, akan tetapi kan kita tidak bisa puas hanya sampai di drainase saja," kata Kepala Teknik Tambang, PT AGM, Imam Arifianto, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Open channel pengelolaan limbah PT AGM dan KUD Karya Murni selesai 100 persen
Dijelaskan dia, ke depan adalah bagaimana untuk mengeluarkan air dengan kualitas yang bagus, jadi di tahun 2022 pihaknya sudah menyiapkan program juga yang salah satunya penggunaan excavator amfibi, sehingga masyarakat melihat bahwa kondisi air itu bagus.
Kepala Dispera KPLH HSS Ronaldy Putra mengatakan, indeks kualitas air yang dilaksanakan secara berkala selama tiga bulan, cenderung lebih baik untuk saat ini jika dibandingkan sebelumnya.
“Lebih baik tidak cukup membuat kita puas namun kita ingin sesuatu yang lebih maksimal pada saat ini, sebagaimana beberapa waktu yang lalu masyarakat sangat gembira melihat sungai Amandit kembali jernih. Itu harapan kita kembali, semoga dapat terselenggara dengan waktu yang tidak terlalu lama,” katanya.
Baca juga: Tidak ada pelonggaran waktu PT AGM genjot percepatan pembangunan open channel
Sekda HSS, HM Noor mengatakan, pihaknya dari Tim Teknis dari Tim Pengendalian kekeruhan Sungai Amandit kembali melakukan evaluasi terhadap dua perusahaan, sudah ekspose yang ketiga kali, dan ini akan terus dipantau sampai di mana kemajuan mereka, untuk melakukan kesepakatan-kesepakatan yang dulu dilakukan.
Menurut dia, Pemkab HSS akan terus mengevaluasi penanganan air limbah yang dilakukan PT AGM maupun KUD Karya Murni, dan berharap target perbaikan sesuai dengan jadwal. Jika target tercapai, maka diharapkan dapat mengurangi dampak negatif terhadap Sungai Amandit.
“Kita evaluasi dan sudah ada kemajuan yang menggembirakan, hanya saja tadi semua berkesimpulan masih belum maksimal. Kekeruhan masih terjadi dan ini akan terus ditindaklanjuti untuk ke depannya, Mudah-mudahan pihak perusahaan akan selalu berkomitmen untuk melakukan perbaikan-perbaikan,” katanya.