"Siapa bilang Banjarmasinnyaman, dimana-mana becek, pembangunan rumah toko (ruko) tak beraturan, sarangwalet di tengah kota," kata seorang penelpon saat dialog dialog interaktifWali Kota Banjarmasin bersama jajarannya di TVRI Kalsel, belum lama ini.
Belum lagi parkirsulit, lalu-lintas macet dan banyak lagi persoalan kota ini yang harus dibenahi, kata Lazuardi via telpon yang terdengar nyaring dalam studio TVRIKalsel saat dialog yang menghadirkan Wali Kota Banjarmasin, Wakil Wali KotaBanjarmasin Irwan Anshari, Sekdako Zulfadli Gazalie dan seluruh kepala dinas,instansi, camat dan lurah se-Kota Banjarmasin.
Kretikan pedas terhadap kotaBanjarmasin saat dialog interaktif tersebut bukan saja datang dari masyarakatvia telpon tetapi juga dari peserta dialog yang ada di dalam studio itusendiri.
Pak Mugeni dari komunitasMasyarakat Pecinta Pohon (MPP) menuturkan Kota Banjarmasin seluas sekitar 90kilometer persegi dengan penduduk sekitar 750 ribu jiwa ini belum hijau apalagirindang dan teduh.
"Saya perhatikan masyarakatyang lewat di beberapa jalan tertentu baik jalan kaki maupun berkendaraan rodadua, mukanya jemberut, terutama padapukul 12.00 wita hingga pukul 15:00wita, karena kepanasan sebab tak ada pohon pelindung," kata Mugeni.
Mugeni menyarankan dilokasi-lokasi tersebut segera dilakukan penghijauan dan dibuat pertamanansehingga selain teduh dan sejuk juga indah.
Mendengar dari berbagai kretikantersebut Wali Kota Banjarmasin yangduduk di meja depan dalam dialog yang dipandu presenter TVRI Kalsel, Ratna SariDewi tersebut tampak senyum-senyum simpul saja dan berkata. "Nah kretikanyang disampaikan melalui dialog inilah yang kita cari,"katanya.
Menurut wali kota yang dikenalsebagai pengusaha tersebut kadangkala jajaran Pemkot kurang menyadari berbagaikekurangan di kota yang paling selatan pulau terbesar tanah air ini.
Melalui suara masyarakatlah yangpaling efektif untuk mengetahui berbagai kekurangan tersebut. Dialog interaktifyang diselanggarakan sebuah media massa seperti ini merupakan jalan menujuketerbukaan agar bisa mengelola bagaimana agar kota yang dicintai ini menjadinyaman.
Menurut Muhidin membenahi kota tuayang berusia di lebih 400 tahun ini bukan persoalan mudah karena kota initerbentuk dari kampung besar seakan tanpa adanya perencanaan yang matang,makanya pembenahan secara bertahap.
"Kami tak memungkiri begitubanyak kekurangan terhadap kota ini, pemerintah kota berusaha membenahipelan-pelan, namun juga diharapkan partisipasi masyarakatnya yang bersediamentaati berbagai peraturan dalam upaya pembenahan tersebut, bila semuamasyarakat turut serta membangun kota ini Insya Allah kota ini akan nyaman,"katanya.
Dalam dialog yang bertema"Bagaimana Kota Banjarmasin Nyaman," tersebut juga terdapat beberapapujian terhadap kemajuan wilayah yang berjuluk "Kota SeribuSungai,"ini, terutama dalam penanganan sungai dimana terdapat bangunansiring yang terbukti memperindah kota yang dulu bernama Bandarmasih.
"Saya gembira melihatBanjarmasin selama kepemimpinan Bapak Muhidin, kota ini sudah terasa indah, khususnya melihat sungai Martapura di manasisi kiri dan kanan memiliki bangunan siring yang dihiasi taman-taman kota,lampu-lampu hias, dan fasilitas kepariwisataan khususnya terbangunnya menaraPandang," kata seorang penelpon.
Disebutkan era tahun 90-ankondisi di bantaran Sungai Martapura baik di tepi Jalan Piere Tendean dan tepiJalan Sudirman pusat Kota Banjarmasin, ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan,tampak kumuh oleh aneka bangunan liar, tumpukan kayu galam, warung, sertapemukiman penduduk.
Tetapi selama lima tahun terakhirini kondisi bantaran sungai tersebut berbalik 190 derajat, dimana terlihatasri,penuh dengan taman-taman dengan aneka bunga, taman bermain, pohon-pohonpenghijauan, lampu-lampu hias, toilet wisata, serta aneka fasilitas wisatalainnya termasuk dermaga wisatanya.
Di lokasi itupun terdapatpanggung hiburan, lokasi pasar terapung, pusat kuliner aneka khas makanan lokalseperti nasi kuning, pusat jajanan jagung bakar, dan banyak lagi kegiatan yangmenggambarkan lokasi itu sebagai objek wisata di kota ini.
Menurut Muhidin, di lokasibangunan siring sungai itu pula dibangun berbagai fasilitas wisata lagi,termasuk patung besar Bekantan/kera hidung besar (Nasalis larvatus) yangmerupakan maskot Kalsel.
"Bila patung raksasabekantan tersebut dibuat, maka siapapun berfoto di lokasi tersebut maka orangakan tahu bahwa itu adalah kota Banjarmasin," jelasnya.
Menara pandang yang sudah selesai dibangun di kawasan siringsungai pun akan menjadi ikon kota pula, bangunan setinggi puluhan metertersebut akan dilengkapi berbagai fasilitas pula, sehingga bagi pengunjung yangnaik ke menara pandang itu akan bisa menyaksikan keindahan seluruh kota dariatas.
Kepala Dinas Sumberdaya Air danDrainase menambahkan pekerjaan pembangunan siring sebagai lokasi waterforontcity akan memanjang hingga lima kilometer.
“Saya yakin proyek siringsepanjang lima Km bisa diselesaikan 10 tahun,padahal target sebelumnya itu barubisa dikerjakan selama 25 tahun,†katanya.
Optimistis mampu merampungkanproyek tersebut didasari dengan kenyataan yang ada selama lima tahun terakhirini saja sudah dibangun tiga kilometer. Tiga kilometer tersebut sepertisepanjang siring di Jalan Piere Tendean, eks SMP6, serta Jalan Sudirman.
Tinggal penyelasaian antaraSiring eks SMP 6 ke pekapuran hingga ke Jalan RK Ilir tepatnya hingga TempatPendaratan Ikan (TPI) air tawar Jalan RK Ilir,tambahnya.
Tiga kilometer proyek siringtersebut sudah menghabiskan dana sedikitnya Rp75 miliar, sebagian besar atauRp60 miliar berasal dari dana APBN melalui Balai Besar Sungai Kementerian PU,sisanya melalui APBD Pemprov Kalsel, serta APBD Kota Banjarmasin.
Untuk menyelasaikan sepanjanglima kilometer proyek siring tersebut maka dibutuhkan dana sedikitnya Rp150miliar lagi, katanya seraya menyebutkan bahwa proyek siring dikerjakan sejaktahun 2008.
“Kami akan lanjutkan pembangunansiring Sungai Martapura, agar kota kita tambah indah dan nyaman, hingganantinya di proyek siring tersebut akan terdapat pusat kuliner ketupat sepertidi Pekapuran serta pusat cendramata kain Sasirangan di kampung SeberangMasjig,†tambah Muryanta.
Apalagi sekarang sedang dibangunmenara pandang Rp14 miliar berlantai empat yang berarsitektur khas budaya Banjar di lokasi siring Pire Tendean akanmenambah kesemarakan kota Banjarmasin.
Dalam sialog tersebut para pakaryang berbicara di depan menhendaki pula seluruh upaya pembangunan yangdilakukan Pemkot Banjarmasin bermuara kepada kenyamanan masyarakatnya, karenaitu harus dibangkitkan pula partisipasi publik dalam setiap kegiatan.
Pihak FKH Banjarmasin diwakiliwakil ketuanya Mohamad Ary yang juga menjadi pembicara saat itu menyatakanbertekad menjadikan kota Banjarmasin yang merupakan bagian dari 60 kota diIndonesia menandatangani ketersediaan menjadi "green city." (kotahijau) agar lebih hijau, dan sekarang FKH sudah menanam ribuan pohon terembesi,pinang, dan lukut (pakis burung).
Kedepan FKH akan menghijaukanlagi kota ini dengan tanaman rambai padi, beringin, puring serta tanaman airteratai. "Yang penting ada delapan atribut green city yang harus dilakukanoleh semua pihak pemertintah maupun masyarakat," tuturnya.
Pujian juga datang darimasyarakat yang melihat banyak terobosan pemerintahnan Wali Kota Muhidinmembangun kota termasuk merekrut ratusan tanag Satuan Satpol PP yang setiapsaat melakukan penertiban, termasuk rekrutmen puluhan tanaga Dinas Perhubunganyang setiap saat pengaturan lalu-lintas.
Memang banyak pertanyaan dan saran baik yang mengkretik maupun yangmemuji yang kemudian dijawab satu persatu oleh kepala SKPD yang juga hadir dalam dialog terbuka itu, yang kesemuanyamenjadi bahan dan masukan dalam upayamenciptakan Banjarmasin ini nyaman.