Jakarta (ANTARA) - Deputi Komisioner Stabilitas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agus Edi Siregar mengatakan OJK akan terus mendorong perkembangan industri keuangan yang lebih kompetitif.
“Industri keuangan harus mampu memainkan peran penting dalam perekonomian nasional dan mengatasi bermacam-macam tantangan di tengah perekonomian nasional dan global yang dinamis,” kata Agus dalam OJK Virtual Innovation Day 2021 secara daring di Jakarta, Senin.
Karena itu, OJK akan terus memperkuat koordinasi dengan stakeholder di sektor keuangan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, khususnya untuk mengatasi dampak tapering off The Fed.
Di tengah COVID-19, OJK juga mendukung kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pemerintah. Karena itu, meskipun COVID-19 masih menyebar, OJK mencatat penyaluran pinjaman sektor perbankan meningkat 1,16 persen (year on year) pada Agustus 2021.
Baca juga: OJK ingatkan agar Holding BUMN Ultra Mikro perhatikan tata kelola
“Pencairan pinjaman juga meningkat Rp20,3 triliun month to month, sementara dana pihak ketiga tumbuh 8,81 persen secara year on year atau sekitar enam persen year to date,” imbuhnya.
Di pasar modal, sampai akhir September 2021, aktivitas penggalangan dana melalui Initial Public Offerings (IPO) oleh 132 issuers tercatat mampu menghasilkan dana hingga Rp264,5 triliun. Sebanyak 35 issuers merupakan issuers baru.
“Pada Agustus 2021, industri asuransi juga mencatat premi asuransi mencapai sekitar Rp20,9 triliun yang terdiri dari asuransi jiwa dan sebesar Rp12,6 triliun dan reasuransi Rp7,3 triliun,” ucapnya.
Pada saat yang sama, financial technology peer to peer lending juga mencatatkan penyaluran pembiayaan yang tumbuh hingga 115 persen menjadi sebesar Rp26,1 triliun.
Baca juga: BEI dan OJK laksanakan vaksinasi kepada pelaku industri jasa keuangan