Banjarmasin (ANTARA) - Sekretaris Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) yang juga membidangi pendidikan dan kesehatan, Firman Yusi mengharapkan, setiap temuan obat herbal dari masyarakat agar ada uji klinis.
Wakil rakyat bergelar sarjana pertanian itu menyampaikan harapan tersebut di Banjarmasin, Senin (9/8) sehubungan makin mengemukanya buah Limpasu (Baccaurea lanceolata) sebagai penyembuh atau penangkal COVID-19.
"Oleh karena itu saya sependapat dengan Waki Bupati Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel Drs H Mansyah Sabri agar Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan uji klinis terhadap buah Limpasu tersebut," ujarnya.
Menurut Firman yang juga Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, uji klinis tersebut penting agar masyarakat jangan sampai salah kaprah dalam penggunaannya atau menimbulkan dampak negatif.
"Memang banyak buah hutan Pegunungan Meratus yang berkhasiat untuk kesehatan atau pengobatan, bukan hanya buah Limpasu," ujar alumnus Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin yang berkampus di Banjarbaru itu.
Namun wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong itu membenarkan rasa buah Limpasu kemasaman/keasamannya luar biasa.
"Oleh karena itu menimbulkan dugaan kandungan vitamin C pada buah Limpasu tersebut tinggi dan cocok untuk pencegahan atau pengobatan COVID-19," demikian Firman Yusi.
Sementara informasi yang Antara Kalsel dari Kecamatan Hantakan (masuk kawasan Meratus), HST buah Limpasu di wilayah tersebut kini sudah habis karena banyak yang mengambil.
Pasalnya buah Limpasu atau si Buah Hutan Meratus itu juga dapat menjadi alat kecantikan seperti membuat kulit/wajah menjadi mulus bersih yang banyak perempuan pedalaman tersebut gunakan.
Setiap temuan sebagai herbal diharapkan ada uji klinis
Selasa, 10 Agustus 2021 7:27 WIB