Rantau (ANTARA) - Para tentara ditarik ke satuan masing-masing setelah selesai melaksanakan tugas TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke 111 di Kecamatan Salam Babaris, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
30 hari melekat dengan rakyat sejak 15 Juni lalu, TNI bersama masyarakat Bumi Ruhui Rahayu (sebutan Kabupaten Tapin) berhasil membangun jalan sepanjang 3.149 meter lebar tujuh meter, lengkap dengan plat duiker serta drainase di sisi jalan.
Jalan itu menghubungkan empat desa, memecahkan kesulitan petani karet dan digadang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Menapaki hari-hari dilokasi TMMD itu, dari pagi sampai sore hari kebersamaan TNI dan masyarakat nampak erat disetiap kegiatan. Suara mesin excavator, geregaji, dentingan pukulan palu sampai riuh tawa di sana terdengar bersemayam di suasana kegiatan.
Di kecamatan seluas 59,899 KM persegi berpenduduk 12.116 jiwa itu TNI bersama masyarakat tidak hanya membangun jalan. Hal lain yang dilakukan mereka yang mampu direkam di tulisan seadanya ini diantaranya memrenovasi rumah warga yang tidak layak huni, poskamling, masjid.
Selanjutnya,dari satuan tugas yang mencapai 200 orang itu juga melaksanakan sosialisasi yang dianggap penting untuk bangsa dan negara misalnya ; wawasan kebangsaan, protokol kesehatan COVID-19, bahaya narkoba dan stunting.
Kegiatan lainnya, ada juga pemeriksaan kesehatan masyarakat oleh ahli di satuan TNI, memfasilitasi vaksinasi massal untuk warga setempat sampai ke hal yang paling kecil sekedar melebur dengan masyarakat seperti ibadah bersama, main voly dan ambil bagian mengolek sambal saat menginap di rumah rumah warga.
“TNI harus mampu memberi contoh kepada masyarakat untuk menumbuhkan rasa gotong royong membangun desa melalui TMMD, karena itulah tujuan TMMD menciptakan kerjasama kemanunggalan TNI Rakyat,” ucap Dandim 1010 Tapin Letkol Inf Andi Sinrang selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TMMD ke 111.
Ucapan menggelora dari seorang letkol itu diniatkan membakar semangat prajurit yang bertugas dilapangan itu sepertinya sudah terimplementasikan dengan baik, mengingat hasil yang ditetapkan sudah memenuhi target yang ditentukan.
Terkait jalan yang semula jalan setapak sempit itu sekarang sudah bisa dilintasi, pernah diucapkan Kasrem 101/Antasari Kolonel Inf M. Sujono saat pembukaan TMMD ke 111 di Tapin "Dengan pembuatan jalan ini dapat membantu pemerintah daerah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di masyarakat,", sepertinya hal itu akan terwujud.
Seperti kata camat setempat kepada awak media ANTARAKalsel, dikatakannya pembuatan jalan itu bisa dipastikan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat, selain membantu mobilitas umum, pembangunan itu secara langsung berdampak kepada petani karet.
Rata rata penduduk di kecamatan itu berprofesi sebagai petani karet. Kata camat.
Pecahkan kesulitan dan tingkatkan perekonomian
Pembangunan jalan sepanjang 3.149 meter itu bisa mengatasi masalah para petani karet dan secara umum berdampak baik untuk kesejahteraan masyarakat.
Sebelum ada jalan, warga sesama petani kerap ribut karena saling terobos perkebunan untuk menyadap ataupun memanen hasil. Keributan kecil itu karena lintasan kendaraan kerap merusak permukaan tanah di area perkebunan.
Keseluruhan kecamatan di lokasi TMMD itu seluas 59,899 KM persegi dan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat 2019 lalu luas lahan karet di sana diangka 941 hektar. Luasan lahan itu terus bertambah seiring waktu, 2016 lalu luas tanam karet hanya sekitar 40,15 hektar.
Dari 941 hektar itu, masih menurut data BPS produktifitas tanaman karet di 2019 mencapai angka 454.300 ton, sedangkan rata rata perhektarnya menghasilkan 668 Kg.
Diungkapkan para peteni di sana, dengan adanya jalan baru yang dibangun membelah perkebunan karet itu mestinya bisa meningkatkan produktifitas dan meringankan biaya angkutan meskipun harga karet sampai saat ini masih turun naik seperti emosi anak belia, labil.
Camat Salam Babaris Ahmad membenarkan keluh kesah petani itu, dikatakannya bahwa jalan yang dibangun itu secara umum akan berdampak baik kepada kesejahteraan masyarakat.
Selain karet, Ahmad mengungkapkan jalan itu juga berdampak untuk angkutan pangan di wilayahnya.
Mengintip data 2019, BPS mencatat luas tanam pangan mencapai 746 hektar dan berhasil dipanen seluas 746 ha. Sementara produktifitas yang dihasilkan sebanyak 2.031 ton dan rata rata produksi per-hektar lahan sebanyak 46,47 kwintal.
Tanaman pangan itu berupa padi, jagung, ubi kayu dan kacang kedelai.
Sampai di sini dari data BPS pengungkapan camat itu mungkin masih rasional. Dan harapan peningkatan ekonomi masyarakat Salam Babaris sepertinya akan terwujud karena jalan itu, walaupun saat ini secara nasional perekonomian Indonesia turun kasta menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah.
Sebelumnya 2019 lalu bank dunia menyebutkan Indonesia termasuk ke negara upper middle income alias negara berpenghasilan menengah ke atas. Penurunan kasta itu digadang akibat pandemi COVID-19, virus itu mungkin yang dianggap “menyebalkan” oleh warga dunia saat ini.
Kembali ke TMMD ke 111 di Bumi Ruhui Rahayu, sekarang Kodim 1010 Tapin sedang bersiap untuk melakukan acara penutupan di 14 Juli.
Kesan atas kehadiran TNI itu tidak hanya ada dalam goyonan para ibu ibu yang mengharapkan tentara muda tetap tinggal di desa itu untuk dinikahkan dengan anak anak perempuannya.
Kesan mendalam atas kehadiran pengabdi itu juga ada di diri Soirah janda tua sebatangkara, saat ini dia sudah menempati rumah yang layak huni berkat TMMD.
Sebelumnya keadaan rumahnya seperti tergambar di lagu band legendaris Indonesia Godblees, ditembag berjudul “Rumah Kita,”. Rumahnya waktu itu hanya berdindingkan bilik bambu, beratapkan jerami bercampur sedikit seng usang dan lantai hanya beralaskan tanah.
Secara keseluruhan jejak dan dampak dari TMMD itu mungkin menjawab pernyataan Kepala Tim Wasev (pengawasan dan evaluasi) TNI AD saat meninjau langsung pelaksanaan di pertengahan waktu lalu.
“Mulai dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai dengan pengakhiran kita lihat. Tujuan TMMD ini jelas untuk membantu percepatan pembangunan di daerah sekaligus membantu mengatasi kesulitan rakyat serta sebagai bentuk perkuatan kemanunggalan TNI-Rakyat,” jelas Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Bidang Polkamnas Mayor Jenderal TNI Dwi Jati Utomo, Selasa (30/6).
Awal mula
Pelaksanaan TMMD ke 111 di Kecamatan Salam Babaris itu atas respon TNI terhadap kesulitan masyarakat.
Hal itu bermula pada saat Musrenbang tingkat desa, ke tingkat kecamatan bergulir ke tingkat kabupaten.
Sampai pada akhirnya Bupati Tapin HM Arifin Arpan membijaksanai hasil Musrenbang itu diserahkan ke Dandim 1010 Tapin Letkol Inf Andi Sinrang agar kecamatan itu menjadi lokasi TMMD ke 111.
Tanah perkebunan yang dikupas dan dibangunkan jalan sepanjag 3.149 meter itu merupakan tanah hibah dari masyarakat demi kelancaran mobilitas barang dan orang.
Selesai TMMD, Bupati Tapin HM Arifin Arpan berjanji akan meneruskan jalan itu agar lebih optimal, misalnya diaspal dan penunjang lainnya.
Baca juga: Jalan 3,1 kilometer dari TMMD ke 111 pecahkan masalah petani karet
Baca juga: TMMD's 3.1 kilometers road solves problems of rubber farmers
Baca juga: Warga hibahkan tanah sepanjang 3,149 kilometer untuk TMMD ke-111 di Tapin
Baca juga: Tapin residents donate 3.149 kilometers land for TMMD
Baca juga: TMMD ke-111 di Tapin : Pencegahan stunting penting untuk masa depan negara Indonesia
Baca juga: Kisah Soirah wanita sebatang kara yang dapat bantuan dari program TMMD ke-111 di Kalsel
Baca juga: Anggota TMMD di Tapin berikan wawasan kebangsaan untuk anak anak
Baca juga: TMMD members provide national insight for Tapin children
Baca juga: TMMD ke-111 di Tapin : TNI bersama rakyat gotong royong bangun jalan
Baca juga: Kasrem 101/Antasari harapkan hasil TMMD ke-111 dapat tingkatkan perekonomian masyarakat Tapin