Banjarmasin (ANTARA) - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Kalimantan Selatan Dr dr M Rudiansyah MKes, Sp.PD, K-GH, FINASIM mengingatkan masyarakat jika vaksin hanya mengurangi tingkat risiko ketika seseorang terpapar COVID-19.
"Jadi dengan penyuntikan vaksin bukan berarti orang jadi kebal, namun risiko atau fatalitasnya menjadi berkurang saat terinfeksi," kata dia di Banjarmasin, Kamis.
Dijelaskan Rudiansyah, vaksin hanya membantu untuk mencegah apabila tertular tidak jadi berat sakitnya pada si penderita.
Kemudian jika antibodinya cukup kuat, maka tertolak sendiri virusnya sehingga tidak menjadi terpapar atau jatuh sakit.
"Artinya orang yang sudah divaksin masih mungkin tertular hanya saja diharapkan dengan adanya kekebalan maka keluhannya tidak seberat tanpa kekebalan dari vaksin," jelasnya.
Untuk itulah, dia menekankan protokol kesehatan jangan sampai diabaikan dan tetap wajib disiplin meski telah divaksin, sehingga dapat melindungi diri dan orang lain.
Rudiansyah pun menyambut gembira program vaksinasi yang menjadi harapan selama ini agar pandemi COVID-19 segera berakhir.
Terlebih bagi tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam penanganan COVID-19 telah banyak jatuh korban di medan pengabdian melayani pasien.
"Di Kalsel ada lima dokter meninggal dunia terpapar COVID-19 dan terkonfirmasi ada lebih dari 200 orang. Mudah-mudahan dengan adanya vaksin ini, tenaga medis dapat bekerja lebih aman," tandasnya.
IDI ingatkan vaksin hanya mengurangi tingkat risiko ketika terpapar COVID-19
Jumat, 15 Januari 2021 8:56 WIB
Jadi dengan penyuntikan vaksin bukan berarti orang jadi kebal, namun risiko atau fatalitasnya menjadi berkurang saat terinfeksi