Banjarmasin (ANTARA) - Calon Bupati (Cabup) Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan H Ahmad Tamzil mengakhiri kampanye Pilkada Tahun 2020 di Desa Karatau, Kecamatan Batu Benawa, Sabtu malam.
Dalam sosialisasi atau kampanye di Desa Karatau (sekitar enam kilometer dari Barabai, ibukota HST) itu, Cabup Tamzil mendengarkan beragam aspirasi masyarakat setempat, ujar Tim Media Pemenangan Paslon nomor urut dua (2) tersebut, Haris Fadillah melalui WA-nya.
Aspirasi warga masyarakat Karatau itu meminta agar pembangunan infrastruktur pedesaan serta masalah pertanian guna kemajuan usaha tani mereka, dan lainnya agar lebih menjadi perhatian pemerintah kabupaten (Pemkab) HST.
Tamzil yang mantan Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) HST itu menanggapi positif aspirasi atau permintaan warga Karatau yang sebagian besar matapencaharian bertani tersebut, dimana hasilnya bukan semata-mata untuk mereka sendiri, tetapi juga buat masyarakat lain.
Namun putra almarhum H A Madjid Sjahranie - mantan Kepala SMAN Barabai itu juga mengharapkan dukungan warga masyarakat setempat agar dapat memenangkan pasangannya dengan mencoblos nomor urut (2) pada 9 Desember mendatang.
"Kalau pasangannya menang atau terpilih menjadi pemimpin daerah 'Bumi Murakata' HST periode 2021 - 2024, semua aspirasi masyarakat tersebut akan menjadi perhatian," kutip Tim Media Pemenangan Paslon Tampil tersebut.
Dalam Pilkada di "Bumi Murakata" HST 2020 Tamzil berpasangan dengan HM Ilham Efendhy dengan singkatan "Tampil" mencalonkan diri melalui jalur perseorangan atau independen.
Suasana sosialisasi/kampanye terakhir Paslon Tampil tersebut terjalin dengan hangat dan akrab, dan harapan Cabup Tamzil bagaikan "gayung bersambut" yaitu warga masyarakat Karatau juga akan memenangkan Paslon nomor (2), demikian Haris Fadillah.
Karatau sebuah desa yang sejak tempo dulu ada "liang hadangan" (goa kerbau) menyimpan ceritera rakyat bagian dari dongeng "Raden Penganten" yang ceriteranya serupa tapi tak sama dengan "Si Malin Kundang" di "Ranah Minang" Sumatera Barat (Sumbar).
Kenapa disebut Liang Hadangan? Karena di dalam goa tersebut ada seungguk batu besar seperti kerbau yang sedang berbaring, dan bukan cuma itu banyak lagi "stlagnet stlagtet" menarik di antaranya bagaikan orang yang sedang memasak nasi, di muara goa bagaikan renda kelambu yang konon itu kelambu Raden Penganten.
Masih banyak lagi pemandangan ajaib dalam Liang Hadangan. Silakan datang dan masuk dengan pakai "culuk" (obor) atau lampu strumking agar bisa melihat jelas dan tidak sesat/tersasar.
Pada tahun 1950-an terkadang mereka yang piknik ke Liang Hadangan tersebut masih bertemu/melihat uranghutan, tapi sekeliling objek wisata alam tersebut kini sudah menjadi kawasan perladangan atau perkebunan masyarakat sekitar.
Gunung Liang Hadangan satu deretan dengan Gunung Batu Benawa Pagat (masih dalam satu wilayah kecamatan), dan Gunung Batu Bini Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), kesemuanya menjadi tempat rekreasi atau wisata.
Gunung Batu Benawa, Liang Hadangan dan Gunung Batu Bini masih berkaitan dengan dongeng Raden Penganten yaitu sebuah kapal besar (denawa-benawa) pecah/penggal terbagi tiga karena kedurhakaan terhadap ibundanya Diang Insun yang konon dalam ceritanya menjadi "Elang Mangkung" (salah satu dari berbagai jenis elang).
Konon serpihan-serpihan Kapal Denawa Raden Penganten tersebar ke seantero Kalsel seperti Baruh Bahino Kabupaten Balangan yang juga menjadi tempat warga masyarakat bertamasya/berekreasi.